Pembangunan PLTA Kayan, Moeldoko Minta Tak Perlu Dipermasalahkan

Moeldoko Berharap Pembangunan PLTA Kayan Tidak Dipermasalahkan.

Kepala Staaf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya telah menegaskan bahwa ketersediaan listrik untuk ibu kota baru di Kalimantan Timur bisa tercukupi dari rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan.

Hal ini karena PLTA Kayan yang berlokasi di Desa Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara bakal memiliki sumber energi listrik sebesar 9.000 MW.

“Tidak perlu dipermasalahkan. Apalagi Sungai Kayan tidak jauh dari Kaltim. Jadi, menurut saya sudah terkalkulasi,” tutur Moeldoko dilansir dari merahputih.com.

Pemindahan ibu kota baru ke Kalimantan Timur, menurut Moeldoko sudah dianalisis secara baik oleh Bappenas, termasuk daya dukung untuk projek pembangunan sudah dikaji dengan baik.

Sebelumnya, perjanjian kerja sama antara PT Kayan Hidro Energi (KHE) dengan beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN), terkait pembangunan PLTA Kayan telah dilakukan pada Kamis (15/8/2019).

Menurut Gubernur Kaltara Irianto Lambrie perjanjian kerja sama yang baru saja dilakukan adalah kerja sama B to B (business to business) atau kerja sama antar perusahaan.

Pemerintah Siap Mengawal Pembangunan PLTA Kayan

Gambar PLTA (tribunnews.com)

Untuk tahap pertama (Kayan I) dengan kapasitas 900 MW ini nilai kontraknya mencapai 2,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp33 triliun. Sementara, dengan kapasitas 9000 MW seperti yang direncanakan, nilai investasinya bisa mencapai Rp500 triliun lebih.

Pembangunan PLTA Kayan di Kaltara, kata Moeldoko sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan energy di Indonesia, terutama di wilayah Kalimantan.

Hal ini juga sejalan dengan rencana pemerintah memindahkan ibu kota baru negara ke Kalimantan.

“Yang jelas, kita dari KSP akan terus mengawal, hingga pembangunan PLTA Kayan ini terwujud. Kita juga siap membackup untuk penyelesaian apabila ada hambatan-hambatan di lapangan nanti,” tegas Moeldoko dikutip dari merahputih.com.