Balai Taman Nasional Bali Barat (BTNBB) telah melakukan pelepasan burung Jalak Bali dengan jumlah 10 ekor di Labuan Lalang kawasan TNBB. Acara tersebut dihadiri Koordinator Staf Khusus Presiden, Drs, Teten Masduki bersama Direktur Jenderal KSDAE, Ir. Wiratno, M.Sc.
Burung yang memiliki nama latin Leucopsar Rothschildi ini dilakukan pelepasan dengan metode soft release. Sebelum dilepas Jalak Bali tersebut dilakukan proses habituasi di kandang. Selain dihadiri Tenten Marzuki dan Kepala Balai KSDA, acara tersebut juga juga hadiri para komunitas burung Ronggolawe, para kepala desa yang berada di sekitar kawasan, bendesa adat, serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutan acara, Teten Marzuki mengungkapkan apresiasi kepada TNBB yang telah melakukan upaya pelestarian. Ia berharap jika hal seperti ini dapat terus dilakukan untuk melindungai satwa yang hampir punah. Pelestarian satwa tentu akan baik untuk kondisi alam masa depan.
Cara yang dilakukan pihak BTNBB adalah dengan menempatkan masyarakat sebagai subyek. Selain itu, masyarakat yang telah membantu dan mendukung program pelestarian satwa juga akan diberikan penghargaan. Dengan demikian, peran dari masyarakat sangat penting agar keberhasilan pengolahan kawasan konservasi, diantaranya adalah dengan pelestarian burung Jalak Bali.
Saat ini habitat Burung Jalak Bali di habitat alam terus tumbuh. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan time series yang dilakukan pihak TNBB. Menurutnya, dalam lima tahun terakhir populasi dari Burung Jalak Bali terus meningkat. Pada 2013, telah ada 32 ekor yang ada di alam. Namun dengan upaya pelestarian seperti saat ini jumlah terus bertambah.
Hingga tahun 2018, jumlahnya sekitar 141 ekor burung Jalak Bali. Di kawasan Taman Nasional Bali Barat, Jalak Bali tersebat di enam titik lokasi, diantaranya adalah Teluk Bumbun, Labuan Lalang, Cekik, Lampau merah, Tanjung Gelap, dan Tegal Bunder.