Dalam rangka pembangunan PLTA Kayan dan mega proyek lain di Kaltara, Pemprov mulai memberikan berbagai pelatihan kepada para tenaga kerja.
Pembangunan PLTA Kayan di Bulungan, Kalimantan Utara jadi salah satu fokus pemerintah Kaltara di bidang pembangunan. PLTA ini juga masuk dalam Proyek Strategis Nasional. PLTA Kayan tidak hanya akan mencukupi pasokan energi listrik Kalimantan saja, namun juga akan membuka kemungkinan lain. Salah satunya adalah kemungkinan Indonesia mampu mengekspor listrik ke Malaysia.
Seperti namanya, PLTA Kayan akan memanfaatkan aliran Sungai Kayan sebagai sumber energi penggerak turbin. Pembangkit listrik ini akan ditopang dengan lima bendungan. Masing-masing bendungan menghasilkan listrik yang berbeda. Jika tidak ada kendala, bendungan Kayan 1 akan dibangun di akhir tahun 2019.
Pembangunan PLTA Kayan Dipastikan Butuh Ribuan Tenaga Kerja
Salah satu dampak pembangunan proyek besar yang dilakukan di Kalimantan Utara adalah terbukanya lapangan pekerjaan bagi para pekerja di Kaltara. Tidak hanya pekerja lokal, pekerja dari luar pulau juga dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan ini.
Kebutuhan tenaga kerja untuk membangun PLTA Kayan saja diprediksi mencapai ribuan. Membangun PLTA terbesar di Indonesia, bahkan Asia, tentu membutuhkan banyak tenaga kerja. Kebutuhan ini juga disampaikan oleh Bupati Bulungan, Sudjati.
Seperti yang tercantum dalam korankaltara.com, Sudjati mengungkapkan tingginya kebutuhan pekerja untuk pembangunan PLTA Kayan. Karena tingginya kebutuhan tersebut, Sudjati berharap KHE sebagai pimpinan pembangunan mampu memberikan fasilitas kepada para pekerja, khusunya pekerja Bulungan. Fasilitas yang diharapkan Sudjati berupa keterampilan.
“Memang untuk tenaga kerja itu 80 dan 20 (persen). Jadi 80 persen dari sini, 20 (persen) itu dari sana, mungkin dari Cina juga itu. Ada ribuan itu, ya tenaga kerja dari sini bisa dari mana saja,” ungkap Sudjati.
Terkait kebutuhan pekerja PLTA Kayan, Andrew Suryali selaku Direktur PT KHE juga memberi pernyataan yang serupa dengan Sudjati. Kebutuhan tenaga kerja untuk membangun PLTA Kayan diperkirakan mencapai 2.000 orang. Jumlah tersebut bisa saja bertambah, tergantung perkembangan dan kondisi pembangunan.
Andrew sendiri sudah memastikan adanya komitmen KHE untuk mengambil tenaga kerja lokal, khususnya tenaga kerja yang ada di Bulungan, Kalimantan Utara. KHE dikatakan juga akan bekerja sama dengan universitas di Kalimantan Utara terkait persiapan tenaga kerja.
Optimalisasi fasilitas pelatihan tenaga kerja juga akan dilakukan KHE. Rencananya, KHE akan membangun semacam sekolah pelatihan untuk mempersiapkan para pekerja lokal. Bahkan, beberapa posisi strategis dalam pembangunan PLTA Kayan juga akan mengambil tenaga kerja di sekitar Bulungan. Hanya saja, KHE hanya akan mengambil pekerja yang memeiliki klasifikasi tertentu.
Untuk mempersiapkan para pekerja lokal, KHE rencananya akan membangun sekolah pelatihan di Bulungan. Selain itu, Andrew juga mengatakan bahwa KHE akan merekrut tenaga kerja dengan klasifikasi pendidikan tertentu untuk menempati posisi khusus.
“Seperti misalnya di Bali, kami membangun sekolah untuk melatih tenaga kerja yang akan direkrut. Jadi hal yang sama akan dilakukan di sini (Bulungan). Tapi pastinya yang akan kita cari kalau bisa lulusan kuliah, paling rendah DII, kita latih lagi untuk keahlian khusus,” katanya.
Tidak hanya kebutuhan pekerja PLTA Kayan, sejumlah mega proyek di Kaltara juga membutuhkan para pekerja yang telah tersertifikasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie. Untuk mempersiapkannya, Pemprov telah meluncurkan Kartu Tenaga Kerja Konstruksi Bersertifikasi di Kampus Universitas Borneo Tarakan, Selasa (03/09).