Pertemuan antara Menteri Ekonomi ASEAN dan delegasi dari Hong Kong, China dalam rangkaian ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-55 menghasilkan pengungkapan menarik. Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengungkapkan bahwa Hong Kong tertarik untuk bergabung dengan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan negara-negara ASEAN serta mitra kerjasama.
RCEP melibatkan sepuluh negara anggota ASEAN: Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta lima negara mitra yaitu Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Zulhas menegaskan kesiapannya untuk mendukung minat Hong Kong dalam bergabung dengan RCEP.
“Indonesia mengapresiasi minat Hong Kong untuk bergabung dengan RCEP. Kita tadi kita catat, dia ingin bergabung dengan kita. Nanti kita perjuangkan bareng-bareng,” ujar Mendag Zulhas dalam acara AEM ke-55 di Semarang pada Minggu (20/8/2023).
Menurut Zulhas, ketertarikan Hong Kong ini tak datang tanpa alasan. Ia menjelaskan bahwa RCEP menjadi alat integrasi potensi ekonomi di ASEAN, terutama saat kawasan ini menjadi tujuan utama para investor. “ASEAN menjadi pusat pertumbuhan. Investasi dan perdagangan bermunculan di ASEAN. Semua fokus pada ASEAN sekarang. Dunia memperhatikan ASEAN dan berbondong-bondong datang ke sini. RCEP mengintegrasikan semua potensi ekonomi di ASEAN,” tegasnya.
Mendag Zulhas menambahkan bahwa pertemuan AEM dan Hong Kong membahas kerja sama perdagangan dan investasi, serta memaksimalkan potensi Hong Kong sebagai pusat perdagangan internasional yang penting. “Pertemuan ini juga mengumumkan penyelesaian perundingan untuk aturan khusus beberapa barang dalam Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Hong Kong, China/AHKFTA. Protokol Pertama akan segera ditandatangani oleh ASEAN dan Hong Kong,” tambah Zulhas.
Dalam pertemuan ini, AEM dan Hong Kong juga membahas program kerja sama ekonomi dan teknis yang bertujuan meningkatkan kapasitas pelaku usaha di ASEAN, termasuk Indonesia. Selain pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi ASEAN, Hong Kong juga menjajaki peluang kerja sama dengan Indonesia.
“Membahas langkah untuk meningkatkan perdagangan bilateral, khususnya dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke Hong Kong. Kedua belah pihak telah menandatangani 15 Nota Kesepahaman (MoU) di bidang perdagangan, keuangan, dan teknologi di Jakarta pada Juli 2023. Langkah ini diharapkan akan lebih menguatkan kerja sama antara kedua belah pihak,” tambah Mendag Zulhas.
Kedua belah pihak sepakat akan memaksimalkan kesepakatan ASEAN-Hong Kong, China FTA (AHKFTA) untuk meningkatkan perdagangan antara Indonesia dan Hong Kong. Sebelumnya, juga diadakan Pertemuan Konsultasi Para Menteri Ekonomi ASEAN (AEM)-Kanada ke-12. Dalam pertemuan ini, diumumkan target baru penyelesaian perundingan ASEAN-Canada Free Trade Agreement (ACAFTA) pada tahun 2025. Pertemuan ini dihadiri oleh Menteri Promosi Ekspor, Perdagangan Internasional, dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng.
“Hari ini pertemuan ke-6 adalah konsultasi para menteri ekonomi ASEAN dengan Kanada yang ke-12. Pertemuan ini berhasil mengesahkan target baru, yaitu penyelesaian perundingan ACAFTA pada 2025 dan arahan agar perundingan semakin dintensifkan,” ujar Zulhas. Pertemuan Mendag Zulhas tersebut membahas berbagai aspek, termasuk pemulihan ekonomi, penguatan rantai pasok, ekonomi digital, ketahanan pangan, dan pembangunan berkelanjutan. Pertemuan ini juga mendahului konsultasi antara AEM dan Canada-ASEAN Business Council (CABC) yang membahas implementasi proyek kerja sama dan rekomendasi untuk tahun 2023. Pengesahan target baru ACAFTA menunjukkan tekad untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antara ASEAN dan Kanada. Pertemuan ini menegaskan upaya bersama menuju pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kuat di kawasan Asia Tenggara.