Contents
Keunikan Indonesia tidak hanya dilihat dari keindahan dan keanekaragaman budaya yang ada, namun masyarakatnya yang dapat membuat para bule kagum. Indonesia merupakan negara yang memiliki budaya terbanyak di dunia.
Banyak wisatawan asing yang datang ke Indonesia tidak hanya untuk berlibur, namun ingin mengenal lebih dekat masyarakat Indonesia. Keunikan orang Indonesia memang selalu membuat para bule terkagum-kagum. Berikut beberapa diantaranya.
Makan Nasi
Sebagian besar makanan pokok masyarakat Indonesia adalah nasi. Hal ini berbeda dari negara-negara Eropa, mereka sangat kagum melihat masyarakat Indonesia mengonsumsi nasi hingga 3 kali sehari. Menurut mereka apa yang orang Indonesia makan terlalu berlebihan karena karbohidrat yang masuk ke dalam tubuh harus diperhitungkan.
Anti Komunis dan Atheisme
Atheisme dianggap tabu di Indonesia, karena saat zaman orde baru, komunisme dan atheisme dianggap sama dan harus dihancurkan. Padahal di negara barat kedua paham tersebut banyak dianut. Mereka yang datang ke Indonesia tentu sangat kagum karena setiap masyarakat Indonesia hampir semua beragama.
Budaya Korupsi
Sudah menjadi rahasia umum bahwa budaya korupsi telah tumbuh subur di Indonesia. Masyarakat luar negeri menganggap korupsi di Indonesia sangat memperhatikan. Orang Indonesia dianggap mudah sekali melakukan korupsi dan dianggap hal yang wajar. Keunikan orang Indonesia di mata asing lainnya adalah orang Indonesia dianggap tidak dapat membedakan antara pemberian yang tulus dengan suap.
Budaya Gotong Royong
Berbeda dengan budaya korupsi, masayrakat dunia yang pernah berkunjung ke Indonesia sangat kagum dengan budaya gotong royong masyarakat lokal. Kebiasan ini tentu membuat para turis nyaman saat berkunjung ke Indonesia. Menurut mereka ini merupakan kehebatan orang Indonesia yang tidak dapat ditemukan di negara lain.
Pria Tulang Punggung Keluarga
Indonesia menganut budaya patriaki yang membuat seorang pria merupakan pemimpin keluarga dan memegang peran utama. Di Indonesia seorang pria, terlebih yang sudah menikah harus mampu memberikan nafkah terhadap keluarga. Padahal di negara-negara Eropa justru mengedepankan kesetaraan gender, sehingga baik pria maupun wanita memiliki porsi tanggung jawab masing-masing di dalam berkeluarga.