Di kalangan para investor, istilah divestasi sering kali menjadi topik yang menarik perhatian. Berbeda dengan investasi yang umumnya dianggap sebagai langkah yang positif, divestasi, yang berasal dari Bahasa Inggris “divestment”, kadang-kadang dianggap sebagai tindakan negatif. Namun, tahukah Anda bahwa divestasi sebenarnya bisa menjadi strategi cerdas bagi perusahaan? Mari kita simak penjelasannya.
Apa Itu Divestasi?
Divestasi merujuk pada proses pembebasan, pelepasan, atau pengurangan modal atau aset suatu perusahaan. Meskipun terkadang dianggap sebagai tindakan merugikan, sebenarnya divestasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi di masa mendatang.
Ketika sebuah perusahaan berkembang, seringkali ia memiliki beragam lini bisnis. Divestasi memungkinkan perusahaan untuk fokus pada bisnis inti yang memiliki potensi imbal hasil yang lebih besar. Dengan cara ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan nilai pemegang saham, bahkan membayar hutang.
Metode Divestasi yang Umum
Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam divestasi:
- Metode Direct Selling: Perusahaan menjual aset langsung kepada pihak lain, seperti menjual unit bisnis atau saham.
- Metode Spin-Off: Sebuah divisi perusahaan digabungkan ke dalam entitas terpisah tetapi masih terkait dengan perusahaan utama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi biaya.
- Metode Carve-Out: Sebuah cabang perusahaan dipisahkan dan dibentuk menjadi entitas baru yang mandiri.
- Metode Tracking Stocks: Perusahaan menjual saham dari salah satu bisnisnya kepada publik, tetapi tetap mempertahankan mayoritas kepemilikan.
Perbedaan antara Investasi dan Divestasi
Secara harfiah, investasi adalah penanaman modal, sedangkan divestasi adalah penarikan modal. Investasi bertujuan untuk menambah aset, sementara divestasi bertujuan untuk mengurangi aset.
Mengapa Perusahaan Melakukan Divestasi?
Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan divestasi:
- Normalisasi Aset: Divestasi memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya yang terkait dengan aset tertentu, seperti biaya perawatan dan pajak.
- Mengurangi Beban Kerugian: Ketika suatu aset tidak memberikan imbal hasil yang diharapkan atau bahkan mengalami kerugian, divestasi dapat membantu perusahaan mengurangi kerugian tersebut.
- Efisiensi Imbal Hasil Jangka Panjang: Divestasi bisa menjadi strategi untuk mencapai target imbal hasil yang lebih tinggi atau mengatasi tantangan finansial.
Meskipun divestasi bisa menjadi langkah yang strategis bagi perusahaan, namun perlu diingat bahwa hal ini juga bisa berdampak pada investor. Investor mungkin perlu mencari instrumen investasi lain ketika perusahaan melakukan divestasi.
Dengan demikian, bagi para investor yang ingin berinvestasi, penting untuk memperhatikan keputusan divestasi perusahaan yang menjadi target investasi. Hal ini dapat mempengaruhi imbal hasil investasi dan strategi investasi jangka panjang.
Dengan berbagai pilihan investasi yang tersedia, seperti yang ditawarkan oleh RHB TradeSmart ID, para investor dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi mereka. Melalui aplikasi RHB TradeSmart ID, investor dapat melakukan pembelian saham dengan mudah dan nyaman. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi berbagai peluang investasi yang ada dan mulailah meraih kesuksesan finansial Anda.
Demikian informasi seputar perbedaan divestasi dan investasi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.