Toraja, 7 Juli 2025 – Dalam hitungan detik, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang membuat pernyataan yang menyentak publik nasional. Dalam seminar nasional di Toraja, ia menyebut proyek raksasa PLTA Kayan bisa tertunda hingga 8 tahun jika pemerintah pusat tidak segera turun tangan.
“Dalam delapan detik saya bisa bilang: kami siap. Tapi tanpa dukungan pusat, delapan tahun pun belum tentu cukup,” ujarnya tegas.
PLTA Kayan dirancang sebagai sumber utama energi hijau di Kalimantan Utara, dengan kapasitas hingga 9.000 MW. Proyek ini ditargetkan menyuplai listrik ke Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI), Ibu Kota Nusantara (IKN), dan kawasan industri lainnya.
Namun, menurut Gubernur Zainal, proyek ini terhambat pada tahap realisasi karena belum adanya kejelasan dalam pendanaan lintas sektor dan kesiapan infrastruktur nasional.
“Investor datang dan pergi karena tidak melihat kehadiran konkret dari pusat,” tambahnya.
PLTA Kayan bukan hanya soal listrik. Proyek ini menyentuh hajat hidup masyarakat, lingkungan, dan wajah baru transisi energi Indonesia.
Ia juga menyoroti isu relokasi desa adat di wilayah hulu Sungai Kayan yang terdampak pembangunan bendungan.
“Kita ingin maju, tapi jangan sampai dengan mengorbankan rakyat kecil,” tegas Zainal.
Pernyataan Zainal sontak menarik perhatian netizen dan pengamat energi. Dalam hitungan jam, cuplikan videonya viral di media sosial.
Dengan gaya lugas dan narasi yang membumi, Gubernur Kaltara berhasil menjadikan PLTA Kayan sebagai isu nasional yang tak bisa diabaikan.
Kini, harapan Kaltara tertuju pada langkah konkret pemerintah pusat untuk menjadikan proyek ini prioritas nasional yang menyentuh langsung kepentingan masyarakat.