Goodyear Tire & Rubber baru-baru ini mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melibatkan 700 karyawan serta penjualan 100 toko ritel ban di wilayah Asia Pasifik. Langkah ini diambil dalam upaya untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan di Australia dan Selandia Baru. Selain itu, perusahaan berharap langkah ini dapat meningkatkan pendapatan operasional hingga mencapai US$55 juta pada tahun 2025.
Goodyear juga akan menutup 9 lokasi gudang sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas. Keputusan Goodyear Tire & Rubber ini telah disetujui dan menjadi bagian dari upaya restrukturisasi yang akan selesai pada akhir 2024. Perusahaan memperkirakan biaya sebelum pajak untuk rencana ini berkisar antara US$55 juta hingga US$65 juta.
Keputusan ini mengikuti pengumuman serupa yang dilakukan perusahaan pada awal bulan ini untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, yang mengakibatkan PHK sebanyak 1.200 karyawan. Goodyear Tire & Rubber telah mengambil langkah-langkah restrukturisasi ini setelah mendapat kritik dari aktivis investor Elliott Investment Management terkait dengan manajemen yang dianggap tidak efisien.
Goodyear, perusahaan ban yang telah berusia 125 tahun, sebelumnya telah dinilai tertinggal dari pesaingnya seperti Michelin dan Bridgestone. Kritik ini mendorong Elliott, yang memiliki 10% saham di perusahaan, untuk mendorong Goodyear Tire & Rubber melakukan peninjauan operasional dan penjualan beberapa tokonya. Laporan keuangan terbaru Goodyear Tire & Rubber menunjukkan kerugian sebesar 73 sen per saham pada kuartal II, dibandingkan dengan laba sebesar 58 sen per saham pada tahun sebelumnya. Langkah-langkah restrukturisasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan mengatasi tantangan finansialnya. Dengan mengambil langkah-langkah tegas ini, Goodyear berharap dapat memulihkan posisi dan meningkatkan daya saingnya dalam industri ban yang kompetitif.