Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mulai melirik peluang investasi di proyek nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Direktur dan Chief Project Officer Vale Indonesia, Muhammad Asril mengungkapkan bahwa Danantara membuka ruang untuk bergabung dalam tiga proyek smelter High Pressure Acid Leach (HPAL).
Meski belum ada keputusan resmi, pembicaraan mengenai keterlibatan Danantara sudah berlangsung. “Saat ini memang ada inisial pembahasan terkait porsi Danantara untuk masuk ke tiga proyek pengembangan tersebut,” ujar Asril dalam Public Expose Live, Senin (15/9).
Smelter HPAL ini menjadi kunci dalam menghasilkan bahan baku baterai kendaraan listrik. Vale Indonesia sendiri menggarap proyek strategis ini di tiga lokasi, yakni Pomalaa (Sulawesi Tenggara), Morowali (Sulawesi Tengah), dan Sorowako (Sulawesi Selatan).
Potensi Besar Investasi Danantara di Industri Nikel
Dalam pembangunan HPAL di Pomalaa, Vale Indonesia sudah menggandeng Huayou dan Ford Motors. Meski demikian, peluang tetap terbuka bagi Danantara maupun investor lain untuk terlibat. “Kami tidak menutup kemungkinan partisipasi tambahan dari investor lain,” jelas Asril.
Presiden Direktur Vale Indonesia, Bernadus Irmanto menegaskan proyek HPAL ini memiliki daya saing tinggi di industri nikel domestik. Menurutnya, pengalaman dari smelter sebelumnya menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas proyek baru.
Best practices yang diperoleh Vale Indonesia diharapkan mampu menjadikan proyek HPAL lebih efisien dan kompetitif. Dengan keterlibatan Danantara, peluang penguatan rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia semakin besar.
Investasi Danantara pada proyek HPAL Vale Indonesia menjadi sinyal positif bagi masa depan industri nikel nasional. Kolaborasi ini berpotensi memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain penting dalam rantai pasok global baterai kendaraan Listrik.
Demikian informasi seputar investasi Danantara pada proyek HPAL Vale Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.