Indonesia sudah genjot proyek CCUS sejak lama? Di tengah upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan, Indonesia telah menjelajahi berbagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Salah satu solusi yang sedang diperkenalkan adalah proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) atau Penangkapan Karbon, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah memaparkan potensi sepuluh lokasi di Indonesia yang sedang menjalankan proyek CCUS ini.
Dalam acara Indonesia-International CCS Forum yang diadakan di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, pada tanggal 11 September 2023, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa ada sepuluh proyek CCUS yang tengah berjalan. Proyek-proyek ini merupakan langkah konkret Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim global.
Proyek-proyek CCUS yang sedang Berjalan:
- Vorwata EGR
- Kaliberau-Sakakemang
- Abadi-Masela
- Jatibarang
- Sukowati
- Gemah
- Ramba
- Air Sedang
- Guruh
- Mudi
Kesepuluh proyek ini bertujuan untuk beroperasi secara optimal pada tahun 2030. Namun, hingga tahun 2023, hanya tiga proyek yang sudah melewati tahap studi awal atau penjajakan, yaitu Vorwata EGR, Kaliberau-Sakakemang, dan Abadi-Masela. Proyek Kaliberau-Sakakemang dan Abadi-Masela bahkan sedang mempersiapkan rencana pengembangan lapangan (POD) dan tahap rekayasa dan desain terkemuka (Front-End Engineering and Design, FEED).
Vorwata EGR adalah proyek paling terdepan karena sudah lolos dari tahap FEED dan saat ini sedang memasuki tahap investasi akhir (final investment decision, FID). Sementara itu, tujuh proyek lainnya masih berada dalam tahap penjajakan.
Dwi Soetjipto menekankan bahwa proyek CCUS memerlukan waktu yang cukup lama karena ini bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru. Oleh karena itu, proyek-proyek ini sedang dalam pembahasan serius.
Selain itu, pembahasan yang penting adalah potensi risiko bersama antara investor dan pemerintah Indonesia. Salah satu isu utama adalah memastikan bahwa lapisan batuan tempat CO2 disimpan aman dan tidak akan mengalami kebocoran yang dapat membahayakan lingkungan. Tingkat isolasi reservoir yang digunakan menjadi fokus penting dalam pembahasan ini.
Dwi Soetjipto juga menyinggung tentang biaya sosial terhadap masyarakat di sekitar wilayah CCS dan CSUS. Pemerintah harus mempertimbangkan bagaimana agar masyarakat mau menerima proyek ini dan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan. Ini adalah langkah yang penting untuk memastikan bahwa proyek CCS dan CSUS ini sukses dan aman bagi masyarakat sekitar.
Sebelumnya, Dwi Soetjipto juga telah mengidentifikasi sembilan lokasi potensial sebagai tempat penyimpanan karbon atau proyek CCUS di Indonesia. Dengan upaya serius ini, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi global dalam mengatasi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.