Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengajak perusahaan yang bergerak di bidang manufakur dari Jerman untuk investasi di Indonesia. Kemenperin mengajak Siemens AG agar terus meningkatkan investasinya di Indonesia serta menjalin kemitraan dengan industri-industri yang ada di Tanah Air.
Siemens AG merupakan perusahaan yang begerak di sektor teknik listrik, peralatan energi, elektronik, transportasi, teknologi informasi, telekomunikasi, peralatan medisn, dan lampu.
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto mengungkapkan bahwa pihaknya meminta para perusahan tersebut untuk memperkuat investasi di Indonesia. Diantaranya adalah dibidang pendidikan serta pelatihan vokasi. Hal ini juga untuk mengimplementasikan industri 4.0 di Indonesia.
Airlangga menambahkan jika industri elektronik di Indonesia akan menjadi manufaktur agar dapat menghasilkan produk dengan nilai tinggi. Produk yang bisa dihasilkan berupa komponen elektronik. Menurut Airlangga, cara ini bertujuan untuk mengurahi bahan baku impor di pasar global.
“Tenaga kerja yang kompeten, insentif, inovasi, seeta mempercepat transfer teknologi merupakan hal yang perlu disiapkan” ungkap Airlangga.
Pemerintah telah menetapkan industri elektronik dalam lima sektor prioritas. Ini sebagai percontohan dari penerapan teknologi industru generasi keempat.
Airlangga meyakini jika Jerman merupakan negara yang dapat menjadi kiblat dari industri 4.0. Sehingga untuk menetapkan revolusi tersebut di Indonesia perlu belajar dan bekerja sama dengan Jerman. Salah satunya mengenai pelatihan SDM industri.
Terkait dengan investasi, Siemens saat ini telah membangun pabrik dari komponen pembangkit tenaga listrik seperti tubin gas dan uap yang berlokas di Cilegon, Banten. Rencan ke depan, Siemens juga ingin mengembangkan bisnis pengembangan lokomotif kereta api dengan teknologi AC/AC. Teknologi tersebut memiliki keunggulan mesin yang lebih kuat, irit bahan bakar, perawatan yang mudah, serta emisi gas buang yang rendah.
Sebelumnya, Indonesia juga telah bekerja sama dengan investor asal Jerman di beberapa sektor, antara lain bidang kesehatan. Investor Jerman sasar investasi kesehatan di Bali dengan membangun rumah sakit berstandar internasional. Rumah sakit tersebut di bangun di kawasan obyek wisata untuk memudahkan para wisatawan mancanegara.