Paten Kali! Sumur SAS-2 Temukan Minyak dan Gas di Muara Enim

Kabar gembira datang dari sektor hulu migas Indonesia. Sumur SAS-2 milik PT Sele Raya Belida di Muara Enim, Sumatera Selatan, berhasil menemukan cadangan minyak dan gas. Laporan tersebut disampaikan Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto kepada Menteri ESDM beserta jajaran terkait.

Sumur eksplorasi ini ditajak sejak 16 Juni 2025 dan mencatat hasil menggembirakan.

Hasil uji produksi pada 9 September 2025 menunjukkan potensi minyak 3.856 barel per hari. Selain itu, ditemukan pula gas sebesar 3,2 juta standar kaki kubik per hari. Pengujian dilakukan pada dua lapisan formasi Talang Akar Sand-66 dengan kedalaman lebih dari 6.600 kaki.

Teknis Pengeboran Sumur SAS-2

Pengeboran sumur SAS-2 menggunakan metode Directional (J-Type) dengan Rig ECI#1. Proses tersebut mencapai kedalaman akhir 7.528 ftMD / 7.266 ftTVD dalam 86 hari operasi. Biaya lapangan mencapai USD3,63 juta, atau hanya 58 persen dari anggaran yang disetujui SKK Migas.

Tahap berikutnya, tim akan melakukan extended flow test dan pressure build-up (PBU). Pengujian ini direncanakan berlangsung 14 hari secara rigless untuk memastikan potensi produksi optimal.
Jika lancar, sumur SAS-2 ditargetkan berproduksi penuh pada 2025 untuk mendukung produksi nasional.

Djoko Siswanto menyebut keberhasilan ini hasil sinergi pemerintah dan industri migas.
Penemuan cadangan baru di Muara Enim menjadi bukti masih besarnya potensi migas di Sumatera Selatan.
Selain mendongkrak produksi, temuan ini juga memperkuat upaya menjaga ketahanan energi nasional.

Keberhasilan pengeboran Sumur SAS-2 menjadi bukti nyata potensi besar migas di Indonesia. Selain menambah produksi minyak dan gas, temuan ini memperkuat ketahanan energi sekaligus memberi optimisme bagi masa depan industri hulu migas nasional.

Demikian informasi seputar pengeboran Sumur SAS-2. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Harga dan Volume Ekspor Batu Bara Turun, Pemerintah Turun Tangan Analisa Pasar China dan India

Kinerja ekspor batu bara Indonesia sepanjang Januari–Juli 2025 mencatat penurunan signifikan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai ekspor hanya mencapai US$ 13,82 miliar, anjlok 21,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu senilai US$ 17,66 miliar.

Dari sisi volume, ekspor perdagangan batu bara hanya 214,71 juta ton atau turun 6,96 persen secara tahunan. Harga rata-rata per ton pun melemah menjadi US$ 64,37, turun 9,64 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA), Hendra Sinadia menjelaskan penurunan itu sudah diprediksi sejak awal akibat kondisi oversupply global. Produksi tinggi di negara produsen utama, termasuk China dan India, membuat permintaan impor melemah.

Faktor Global Tekan Ekspor Batu Bara

China pada 2024 mencatat rekor produksi 4,7 miliar ton batu bara. Meskipun konsumsi dalam negeri meningkat, pasokan yang berlebih membuat impor dari Indonesia berkurang. Sepanjang Januari–Juli 2025, ekspor ke China turun 19,2 persen secara tahunan.

India juga mencatat produksi tertinggi lebih dari 1 miliar ton pada 2024. Hal ini berdampak pada impor batu bara dari Indonesia yang turun 8,8 persen year to date. Permintaan listrik yang melemah dan gangguan monsun turut memperburuk kondisi pasar.

Pelaksana Tugas Direktur Eksekutif APBI, Gita Mahyarani menegaskan tren ini sejalan dengan diversifikasi pasokan India dari negara lain seperti Afrika Selatan dan Australia.

Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Tri Winarno mengakui adanya rencana evaluasi produksi dalam negeri. Menurutnya, opsi ini perlu dipertimbangkan agar keseimbangan pasar tetap terjaga.

APBI menilai pengendalian produksi bisa menjadi solusi, namun efektivitasnya harus disesuaikan dengan kebutuhan domestik dan kondisi global. Dukungan pemerintah untuk menjaga daya saing ekspor batu bara Indonesia juga dinilai sangat penting.

Dengan target produksi nasional 739,7 juta ton, sekitar 500 juta ton dialokasikan untuk ekspor. Angka ini lebih rendah dari capaian 2024 yang mencapai 550 juta ton.

Penurunan ekspor batu bara Indonesia mencerminkan tekanan dari pasar global, khususnya China dan India. Evaluasi produksi serta strategi pemerintah menjaga daya saing menjadi kunci agar Indonesia tetap bertahan di pasar internasional.

Demikian informasi seputar pemantauan kinerja ekspor batu bara Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Migas di Bojonegoro: Sumber Utama Pendapatan Daerah dan Lokasi Lapangan Utama

Sebuah kabupaten yang terletak di Jawa Timur, Bojonegoro masih sangat bergantung pada sektor Minyak dan Gas Bumi (Migas) sebagai salah satu sumber utama pendapatan daerah. Hingga Agustus 2025, sektor migas di Bojonegoro mendominasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dengan kontribusi signifikan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang berasal dari kawasan migas.

Lapangan Migas di Bojonegoro: Fokus pada Produksi Minyak dan Gas

Salah satu lapangan migas terbesar di Bojonegoro adalah Lapangan Banyuurip, yang terletak di Blok Cepu. Lapangan ini menghasilkan sekitar 150.000 barel per hari (BPH), dan dengan rencana peningkatan, produksinya diperkirakan akan mencapai 180.000 BPH.

Operator utama lapangan ini adalah gabungan antara Pertamina EP Cepu (PEPC), ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), dan BKS Blok Cepu, yang mengelola Participating Interest (PI) sebesar 10%. Lokasi Lapangan Banyuurip berada di Kecamatan Gayam, dengan pipa sepanjang lebih dari 72 kilometer menuju Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, serta pipa bawah laut menuju lepas pantai.

Selain Banyuurip, terdapat juga Lapangan Sukowati yang dikelola oleh PT Pertamina EP, yang terletak di sekitar Kecamatan Kota dan Kapas. Meskipun produksi lapangan ini hanya sekitar 5.000 BPH, namun pihak operator terus berusaha meningkatkan produksi dengan pengeboran sumur baru.

Selain itu, ada juga Lapangan Sumur Tua yang terletak di Kecamatan Kedewan, Kasiman, dan Malo, serta Lapangan Tiung Biru (TBR) di Kecamatan Purwosari.

Untuk sektor gas, Lapangan Jambaran-Tiung Biru (JTB) menjadi yang terbesar. Lapangan gas ini terletak di Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, dan dikelola oleh PT Pertamina EP Cepu (PEPC).

Migas di Bojonegoro masih menjadi sektor utama yang menopang perekonomian daerah, dengan berbagai lapangan migas yang beroperasi di wilayah tersebut. Meskipun ada upaya untuk diversifikasi, sektor migas tetap menjadi andalan utama dalam pendapatan daerah, baik melalui produksi minyak di Lapangan Banyuurip dan Sukowati, maupun produksi gas di Lapangan JTB.

Demikian informasi seputar migas di Bojonegoro. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Temuan Belasan Tambang Ilegal di IKN, Pemerintah Tak Ada Pergerakan?

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bekerja sama dengan Mabes Polri untuk mengatasi aktivitas tambang ilegal di IKN (Ibu Kota Negara) Nusantara. Terutama di kawasan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto, Kalimantan Timur, yang saat ini tengah menjadi sorotan.

Direktur Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) ESDM, Rilke Jeffri Huawe menyatakan bahwa pihaknya fokus pada aspek administratif dengan memberikan sanksi kepada pelaku tambang ilegal. Sementara itu, aspek pidana ditangani oleh Mabes Polri.

Penegakan hukum itu bertujuan untuk mencegah praktik serupa terulang di masa depan, serta memastikan keberlanjutan proyek IKN yang ramah lingkungan.

Modus Operandi Tambang Ilegal di IKN dan Dampaknya

Kasus tambang ilegal di IKN terungkap setelah adanya laporan masyarakat mengenai pengiriman batu bara dari kawasan konservasi. Batu bara tersebut disamarkan menggunakan dokumen palsu agar terlihat berasal dari tambang legal.

Aktivitas itu berisiko merusak hutan penyangga, mencemari sumber air, serta meningkatkan potensi bencana alam seperti banjir dan longsor di kawasan IKN.

Menurut data Satgas Tambang IKN, 15 kasus tambang ilegal tercatat pada 2023. Kerugian akibat penambangan ilegal ini diperkirakan mencapai Rp 5,7 triliun, dengan kerusakan hutan seluas 4.236 hektare. Aktivitas ilegal tersebut bertentangan dengan visi IKN sebagai kota hijau dan berkelanjutan, yang seharusnya mengutamakan kelestarian lingkungan.

ESDM bersama Polri berkomitmen untuk memperketat pengawasan dan penegakan hukum dalam sektor pertambangan, terutama di sekitar IKN. Tujuan utama adalah untuk menjaga keberlanjutan ekosistem di kawasan konservasi serta memastikan pembangunan IKN tidak tercemar oleh praktik ilegal yang merusak alam.

Pemerintah Indonesia, melalui ESDM dan Polri, semakin serius untuk memberantas tambang ilegal di IKN. Dengan penegakan hukum yang lebih ketat, diharapkan dapat mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut dan memastikan bahwa proyek IKN tetap sesuai dengan visi pembangunan berkelanjutan. Kerugian besar yang ditimbulkan dari tambang ilegal menjadi alasan penting bagi pemerintah untuk bertindak tegas.

Demikian informasi seputar tambang ilegal di IKN. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.