Tag Archives: Keuangan

Pemerintah Terapkan Aturan Baru Harga Batu Bara Acuan untuk Dorong Ekspor Batu Bara dan Industri Domestik, Gini Katanya!

Mulai 1 Maret 2025, pemerintah Indonesia akan mewajibkan eksportir batu bara untuk menggunakan Harga Batu Bara Acuan (HBA) dalam transaksi ekspor mereka.

Kebijakan Harga Batu Bara Acuan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara sekaligus mendorong pertumbuhan industri domestik yang lebih berkelanjutan. Kebijakan baru ini juga merupakan hasil usulan dari pelaku usaha yang sebelumnya telah menyarankan adanya perubahan dalam mekanisme HBA.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Tri Winarno mengungkapkan bahwa perubahan ini berawal dari masukan yang diberikan oleh pelaku usaha.

“Usulan untuk perubahan Harga Batu Bara Acuan ini datang langsung dari pelaku usaha, dan kami melakukan kajian serta evaluasi terhadap usulan tersebut,” ujarnya dalam acara CNBC Indonesia Mining Forum di Jakarta, Rabu (19/3).

Pemerintah menyadari pentingnya keberlanjutan industri batu bara Indonesia, terutama dalam konteks ekspor yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama negara.

Namun, Tri menekankan bahwa meskipun kebijakan ini diterima dengan positif, pihak pemerintah masih melakukan evaluasi terhadap dampak dan respons yang timbul dari perubahan aturan ini, terutama untuk melihat apakah ada gejolak yang ditimbulkan di pasar.

Salah satu tujuan dari kebijakan ini adalah untuk memastikan bahwa batu bara Indonesia dihargai dengan lebih sesuai dengan kualitas dan klasifikasinya. Melalui kebijakan ini, Pemerintah juga membuka ruang bagi masukan lebih lanjut dari para pelaku usaha untuk memastikan kebijakan yang lebih adil dan tepat dalam penetapan harga batu bara.

Dengan perubahan ini, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem yang lebih transparan dalam penentuan harga batu bara dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di sektor energi, sambil meningkatkan kontribusi ekspor batu bara bagi perekonomian Indonesia.

Demikian informasi seputar kebijakan Harga Batu Bara Acuan. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Keluh Kesah Pengusaha Batu Bara Perkara Rencana Kenaikan Tarif Royalti Minerba, Kenapa?

Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) menyarankan agar pemerintah meninjau ulang rencana kenaikan tarif royalti untuk sektor mineral dan batu bara (minerba). Ketua Perhapi, Sudirman Widhy menyatakan bahwa perubahan tersebut harus dibahas dengan melibatkan pelaku usaha di sektor pertambangan, khususnya pengusaha batu bara dan mineral seperti nikel.

Sudirman mengungkapkan bahwa meskipun pemerintah ingin meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), keputusan yang tidak melibatkan diskusi dengan pelaku industri bisa berisiko.

Terutama bagi pengusaha batu bara yang sudah terbebani dengan biaya operasional yang semakin tinggi. Ia juga menambahkan bahwa sektor nikel yang juga terpengaruh oleh rencana revisi tarif royalti harus mendapatkan perhatian yang sama.

Pengusaha batu bara dan sektor lainnya khawatir dengan peningkatan tarif royalti yang akan semakin menekan industri. Terlebih lagi, tarif royalti batu bara diusulkan naik sebesar 1% untuk harga batu bara acuan (HBA) lebih dari US$90/ton, yang tentunya berdampak pada ongkos produksi dan daya saing industri batu bara Indonesia di pasar internasional.

Sementara itu, Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) sudah memberikan masukan terkait usulan tarif ini, namun masih diperlukan dialog lebih lanjut untuk mencari solusi yang adil bagi semua pihak. Pemerintah diharapkan mendengar masukan dari para pengusaha batu bara sebelum menetapkan tarif royalti yang baru.

Dengan kenaikan biaya yang tak terhindarkan, pengusaha batu bara mendesak pemerintah untuk lebih transparan dalam proses pengambilan keputusan mengenai revisi royalti ini dan memastikan bahwa kebijakan yang diambil tidak memberatkan sektor yang sudah berkontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.

Demikian informasi seputar keluhan para pengusaha batu bara soal kebijakan kenaikan tarif royalti batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Kata Bahlil soal Mafia di Sektor Migas: “Saya Akan Basmi”

Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) Bahlil Lahadalia kembali menegaskan komitmennya untuk memberantas mafia di sektor migas (minyak dan gas). Dalam acara safari Ramadan di Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Bantul, Yogyakarta, pada Senin (10/3), Bahlil menyatakan bahwa praktik mafia yang merugikan negara dan rakyat sudah saatnya dihentikan.

Menurut Bahlil, sektor migas, yang meliputi LPG, BBM, dan minyak mentah, terus diterpa isu buruk seperti korupsi dan penggelembungan harga.

“Begitu Allah kasih saya amanah untuk jadi menteri, maka saya akan basmi mafia yang bermain di sektor migas,” ujar Bahlil dengan tegas soal mafia di sektor migas.

Kasus-kasus mafia migas yang mencuat belakangan ini, mulai dari penyelewengan distribusi LPG 3 kg hingga pengoplosan bahan bakar Pertamax oleh PT Pertamina, semakin memperburuk citra sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.

Bahlil juga mengungkapkan besaran subsidi pemerintah untuk sektor migas, yang mencapai sekitar Rp240 triliun per tahun. Angka tersebut terbagi untuk subsidi LPG dan BBM jenis RON 90 serta solar.

“Bagi saya, subsidi ini harus tepat sasaran, jangan sampai jatuh ke tangan yang salah,” tegasnya. Ia juga menyebutkan bahwa sejak 2007, harga LPG 3 kg tidak pernah dinaikkan meskipun pemerintah harus menanggung subsidi yang sangat besar.

Namun, praktik penggelembungan harga yang terjadi di lapangan menjadi salah satu tantangan besar dalam memastikan subsidi tersebut sampai kepada rakyat yang berhak.

Bahlil yang berasal dari latar belakang sederhana menegaskan bahwa ia merasakan sendiri perjuangan dalam mengelola subsidi.

“Saya pernah mengangkat beras raskin di Papua, saya tahu betul arti subsidi untuk rakyat yang membutuhkan,” katanya.

Komitmen Bahlil untuk menuntaskan mafia di sektor migas menjadi sorotan utama dalam upaya reformasi tata kelola energi nasional, demi kesejahteraan masyarakat dan transparansi yang lebih baik.

Demikian informasi seputar mafia di sektor migas. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

AADI Targetkan Penjualan Batu Bara Termal 65-67 Juta Ton di 2025, Emang Bisa?

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) adalah perusahaan batu bara terkemuka di Indonesia, menetapkan target penjualan batu bara termal yang lebih konservatif pada tahun 2025.

Perusahaan itu menargetkan volume penjualan untuk batu bara termal antara 65 juta hingga 67 juta ton, meskipun pasar batu bara global mengalami dinamika yang cukup signifikan. Sasaran tersebut mencerminkan strategi hati-hati AADI dalam menyesuaikan diri dengan tren dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian.

Adaro Andalan Indonesia telah menyesuaikan proyeksi penjualannya mengingat fluktuasi harga batu bara yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk perubahan kebijakan energi global dan pergeseran permintaan dari negara konsumen utama.

Meskipun target penjualan batu bara termal ini terbilang lebih rendah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, AADI tetap berkomitmen untuk meningkatkan kinerja keuangannya melalui pengelolaan yang efisien dan keberlanjutan operasional.

Perusahaan itu juga berfokus pada pemanfaatan teknologi terbaru dalam proses produksi dan distribusi batu bara, guna meningkatkan daya saing di pasar internasional.

Menurut sumber internal perusahaan, meskipun pasar batu bara termal global masih menghadapi tantangan, kebutuhan akan energi berbasis batu bara di negara-negara besar seperti China dan India tetap menjadi faktor pendorong utama.

AADI juga terus menjajaki peluang untuk memperluas pasar ekspor dengan menggandeng lebih banyak mitra dagang di kawasan Asia dan Eropa.

Dengan strategi yang lebih konservatif, AADI berharap dapat mempertahankan posisi sebagai salah satu pemain utama dalam penjualan batu bara termal, sambil menjaga keberlanjutan operasional dan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan yang semakin ketat.

Demikian informasi seputar pertumbuhan penjualan batu bara termal di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.