Tag Archives: Keuangan

Bank Indonesia (BI) Klarifikasi Hoax: Video Uang Mutilasi di TikTok Tidak Benar

Bank Indonesia (BI) mengklarifikasi viralnya video uang mutilasi di media sosial, khususnya TikTok, beberapa waktu lalu sebagai sebuah hoax. Dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur, Deputi Gubernur BI, Doni Primanto Joewono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk mengungkap fakta terkait fenomena uang palsu yang disambungkan dengan uang asli pecahan Rp100 ribu tersebut.

Doni menjelaskan bahwa setelah berkoordinasi dengan kepolisian, kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa video uang mutilasi tersebut adalah hoaks. Hingga saat ini, belum ada laporan dari masyarakat terkait fenomena tersebut, dan tidak ada laporan mengenai penerimaan uang mutilasi pecahan Rp100 ribu. Oleh karena itu, BI akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar mereka dapat menghindari tindakan penipuan semacam ini. Hati-hati dari segala bentuk hoax termasuk video uang mutilasi yang sempat viral.

Menurut Doni, uang rupiah tidak hanya berfungsi sebagai alat transaksi, tetapi juga menjadi simbol kedaulatan sebuah negara. Jika ada yang mempermainkan uang rupiah, hal tersebut bisa dianggap sebagai tindakan pemalsuan dan dapat dikenai hukuman penjara hingga denda sebesar Rp1 miliar.

Doni menegaskan pentingnya untuk terus mengingatkan masyarakat bahwa uang adalah simbol kedaulatan negara dan tindakan pemalsuan uang adalah pelanggaran hukum yang serius. Oleh karena itu, BI akan terus berusaha menjaga integritas uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah dan aman bagi seluruh masyarakat. Jadi video uang mutilasi yang sempat viral adalah hoax ya!

Sri Mulyani Sebut Pembiayaan Utang Turun 40%: Stabilitas APBN Terjaga?

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati telah melakukan penarikan utang sebesar Rp198 triliun dalam periode Januari hingga Agustus 2023. Angka ini menunjukkan penurunan signifikan sebesar 40,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sri Mulyani menjelaskan bahwa realisasi pembiayaan utang saat ini baru mencapai 28,4% dari target tahun ini sebesar Rp696,3 triliun. Penarikan utang yang masih di bawah target tersebut dapat dijelaskan oleh kondisi penerimaan dalam negeri yang masih stabil dan belanja yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

“Pembiayaan utang kita mengalami penurunan sebesar 40%. Hingga Agustus, jumlah pembiayaan utang baru mencapai Rp198 triliun, yang merupakan penurunan yang signifikan dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (20/9/2023).

Lebih lanjut, rincian pembiayaan utang sampai Agustus 2023 terdiri dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sebesar Rp183 triliun dan pinjaman neto sebesar Rp15 triliun. Kedua angka tersebut mengalami penurunan masing-masing sebesar 42,3% dan 2,6%.

Sri Mulyani menekankan bahwa kondisi pembiayaan utang yang stabil merupakan bukti bahwa APBN terus meningkatkan kekuatan, kemandirian, dan stabilitasnya. Hal ini menjadi penting mengingat situasi global yang saat ini ditandai oleh kenaikan suku bunga dan volatilitas yang tinggi.

“APBN yang kuat memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, mendorong alokasi efisien, dan memperbaiki distribusi kekayaan di masyarakat,” tambahnya. Sebagai informasi tambahan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) masih mencatatkan surplus hingga akhir Agustus 2023, dengan jumlah sebesar Rp147,2 triliun atau setara dengan 0,70% dari produk domestik bruto (PDB). Bagaimana menurut Anda soal penjelasan Sri Mulyani?

Pasar Tanah Abang: Pedagang Berjuang Hadapi Sepinya Pengunjung, Tak Kuat Kalah Saing dengan E-commerce

Perdagangan di Pasar Tanah Abang, salah satu pasar terbesar di Indonesia tengah mengalami kemerosotan yang sangat signifikan. Dalam artikel ini, kita akan mengulas bagaimana sepinya pengunjung telah menggerus omzet para pedagang, seperti yang disampaikan oleh pedagang pakaian anak, Budi, dan pedagang kain batik, Arnold.

Pandemi COVID-19 telah mengubah pola perilaku konsumen, termasuk dalam hal berbelanja. Pasar Tanah Abang yang biasanya ramai sekarang menjadi sepi, dan para pedagang merasakan dampaknya secara langsung. Budi, yang telah berjualan di pasar ini sejak tahun 2010, melaporkan penurunan omzet hingga 80% sejak Lebaran tahun ini. Bahkan dalam sehari, ia seringkali tidak dapat menjual sepotong pakaian pun.

“Lebaran kemarin lumayan, cuman ini sejak Lebaran ke sini sepi. Kalau tahun sebelumnya habis lebaran masih ada pendapatan, tapi ini ya kadang laris, kadang enggak. Seringnya kosong (tidak laku sama sekali),” ungkap Budi.

Situasi yang sama juga dialami oleh Arnold, pedagang kain batik di Pasar Tanah Abang. Meskipun masih dapat memperoleh omzet senilai Rp22 juta dalam sebulan, Arnold merasa bahwa pasar saat ini masih sangat sepi pengunjungnya. Penurunan terjadi setelah Lebaran Haji pada akhir Juni 2023.

“Sepi banget, ini aja saya belum laris sama sekali. Ini biar saya kasih contoh satu ya, (menunjukan nota pembelian sebesar Rp10 juta), ini omzet saya sebulan ke pabrik di bulan 7 (Juli). Bayangin sesepi apa. Nih pabrik ke dua (nota pembelian lain senilai Rp12 jutaan),” jelasnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, para pedagang seperti Budi dan Arnold beralih ke penjualan online. Namun, mereka juga menghadapi persaingan yang ketat dalam e-commerce. Meskipun penjualan eceran bisa memberikan keuntungan lebih tinggi, penjualan grosir di toko tetap menjadi pilihan yang menguntungkan karena volume pembelian yang besar.

“Online lumayan laku, omzetnya lebih tinggi kalau ngecer (jual satuan). Secara total dalam sebulan omzet masih lebih tinggi di online, untuk ngecer ya,” kata Arnold. Dengan berjualan online, Arnold mengklaim dapat menghasilkan omzet sekitar Rp30 juta setiap bulannya, meskipun per hari penghasilannya mencapai sekitar Rp1 juta. Meskipun para pedagang di Pasar Tanah Abang menghadapi tantangan besar akibat pandemi dan sepinya pengunjung, mereka tetap berjuang untuk bertahan dengan berinovasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan pola konsumen. Dengan beralih ke penjualan online, mereka berharap dapat mengatasi krisis ini dan menghidupkan kembali bisnis mereka. Semoga dengan adanya upaya untuk beradaptasi dengan perubahan, mereka dapat segera pulih dan melihat peningkatan omzet mereka di masa depan.

Jarang Ada yang Tahu! 10 Proyek CCUS sudah Lama Digenjot RI, Simpan Karbon?

Indonesia sudah genjot proyek CCUS sejak lama? Di tengah upaya global untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga lingkungan, Indonesia telah menjelajahi berbagai solusi inovatif untuk mengatasi masalah perubahan iklim. Salah satu solusi yang sedang diperkenalkan adalah proyek Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) atau Penangkapan Karbon, Pemanfaatan, dan Penyimpanan Karbon. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah memaparkan potensi sepuluh lokasi di Indonesia yang sedang menjalankan proyek CCUS ini.

Dalam acara Indonesia-International CCS Forum yang diadakan di Hotel Mulia, Jakarta Pusat, pada tanggal 11 September 2023, Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa ada sepuluh proyek CCUS yang tengah berjalan. Proyek-proyek ini merupakan langkah konkret Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim global.

Proyek-proyek CCUS yang sedang Berjalan:

  • Vorwata EGR
  • Kaliberau-Sakakemang
  • Abadi-Masela
  • Jatibarang
  • Sukowati
  • Gemah
  • Ramba
  • Air Sedang
  • Guruh
  • Mudi

Kesepuluh proyek ini bertujuan untuk beroperasi secara optimal pada tahun 2030. Namun, hingga tahun 2023, hanya tiga proyek yang sudah melewati tahap studi awal atau penjajakan, yaitu Vorwata EGR, Kaliberau-Sakakemang, dan Abadi-Masela. Proyek Kaliberau-Sakakemang dan Abadi-Masela bahkan sedang mempersiapkan rencana pengembangan lapangan (POD) dan tahap rekayasa dan desain terkemuka (Front-End Engineering and Design, FEED).

Vorwata EGR adalah proyek paling terdepan karena sudah lolos dari tahap FEED dan saat ini sedang memasuki tahap investasi akhir (final investment decision, FID). Sementara itu, tujuh proyek lainnya masih berada dalam tahap penjajakan.

Dwi Soetjipto menekankan bahwa proyek CCUS memerlukan waktu yang cukup lama karena ini bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang bisnis baru. Oleh karena itu, proyek-proyek ini sedang dalam pembahasan serius.

Selain itu, pembahasan yang penting adalah potensi risiko bersama antara investor dan pemerintah Indonesia. Salah satu isu utama adalah memastikan bahwa lapisan batuan tempat CO2 disimpan aman dan tidak akan mengalami kebocoran yang dapat membahayakan lingkungan. Tingkat isolasi reservoir yang digunakan menjadi fokus penting dalam pembahasan ini.

Dwi Soetjipto juga menyinggung tentang biaya sosial terhadap masyarakat di sekitar wilayah CCS dan CSUS. Pemerintah harus mempertimbangkan bagaimana agar masyarakat mau menerima proyek ini dan mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan. Ini adalah langkah yang penting untuk memastikan bahwa proyek CCS dan CSUS ini sukses dan aman bagi masyarakat sekitar.

Sebelumnya, Dwi Soetjipto juga telah mengidentifikasi sembilan lokasi potensial sebagai tempat penyimpanan karbon atau proyek CCUS di Indonesia. Dengan upaya serius ini, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi global dalam mengatasi perubahan iklim dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.