Category Archives: Bisnis

Luhut Binsar Pandjaitan: Finalisasi Blok Masela Harus Segera Digarap Jika Harga Sudah Cocok!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Menko Marvest, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan soal progres akuisisi 35% hak partisipasi pengelolaan Blok Masela yang kini telah ditinggalkan oleh Shell. Luhut menyebut pemerintah tengah dalam tahap finalisasi pembentukan konsorsium dengan Petronas.

“Kita finalisasi dengan Petronas. Jadi Petronas oleh SKK Migas Minggu lalu sudah dibicarakan itu,” ujar Luhut di The Westin Hotel Jakarta, Selasa (9/5) kemarin.

Sebagai informasi, PT Pertamina (Persero) bersama perusahaan migas asal Malaysia, Petronas akan membentuk konsorsium untuk mengelola 35% saham di Lapangan Abadi Blok Masela. Kedua perusahaan itu akan menggantikan Shell yang memutuskan cabut dari proyek tersebut.

Luhut berharap jika sudah ada kesepakatan soal harga maka blok Masela bisa segera digarap. “Kalau harganya sudah cocok segera berikan Petronas supaya tahun ini bisa kerja,” ujarnya.

Adapun kendala yang dihadapi saat ini adalah soal kesepakatan harga di SKK Migas. Sementara Kementerian ESDM dan Pertamina disebutnya sudah ‘happy’. “(Kendala) nggak ada. Soal harga di SKK Migas saja. Pertamina udah happy, Kementerian ESDM sudah. Basically kita sudah on the track,” tuturnya. Diinformasikan bahwa Blok Masela merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang memiliki cadangan terbukti mencapai 18,5 triliun kaki kubik (Tcf) dan 225 juta barel kondensat. Hak partisipasi awalnya dipegang oleh Inpex 65% dan sisanya Shell 35%, namun di tengah jalan Shell menyatakan keinginan untuk melepas hak partisipasinya di Blok Masela.

Simpanannya Anjlok Drastis: First Republic Bank Resmi Bangkrut dan Asetnya Disita FDIC

Kabar buruk datang dari Amerika Serikat (AS) dengan kabar bangkrutnya First Republic Bank yang memicu kepanikan nasabah. Aset bank tersebut akhirnya disita oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) pada awal bulan ini. Tak terlepas dari gejolak perbankan di AS, nasabah First Republic Bank yang kebanyakan kaya raya, segera menarik simpanannya. Namun, para ahli menegaskan bahwa para nasabah bank tersebut cerdik dan memiliki pilihan untuk memindahkan uang dengan cepat.

Melaporkan kinerja keuangan pada kuartal I tahun ini, First Republic Bank mengungkapkan telah kehilangan 40 persen simpanan atau sekitar US$100 miliar. Dengan kondisi semakin memburuk, saham First Republic Bank anjlok.

Namun, ada kabar baik di tengah keguncangan ini. JPMorgan Chase & Co telah membeli sebagian besar aset First Republic Bank, termasuk US$173 miliar pinjaman dan US$30 miliar sekuritas. Meski begitu, JPMorgan Chase & Co menegaskan tidak akan menanggung utang korporasi atau saham preferen First Republic.

FDIC juga telah menyetujui cakupan kerugian 80 persen selama tujuh tahun untuk hipotek perumahan keluarga tunggal, serta cakupan kerugian 80 persen selama lima tahun untuk pinjaman komersial, termasuk real estat komersial. Kesepakatan ini diyakini akan meningkatkan eksposur JPMorgan Chase & Co ke orang kaya di Amerika Serikat. Meski bangkrutnya First Republic Bank menimbulkan kekhawatiran, kesepakatan ini membuka peluang bagi JPMorgan Chase & Co untuk berkembang di pasar perbankan AS yang semakin kompetitif.

Utang Pemerintah ke PT Pupuk Indonesia Capai Rp 17 Triliun, Bagaimana Solusinya?

Pemerintah Indonesia masih memiliki utang sebesar Rp17 Triliun kepada PT Pupuk Indonesia (Persero), sebuah perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang produksi pupuk. Utang ini terakumulasi selama beberapa tahun terakhir, dan tercatat dalam laporan keuangan Pupuk Indonesia tahun 2022. Menurut Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman memaparkan bahwa utang ini berasal dari berbagai jenis kredit, termasuk kredit investasi dan kredit modal kerja. Bakir menjelaskan bahwa utang tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah kepada Pupuk Indonesia dalam menjalankan kegiatan produksinya.

Pupuk Indonesia memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan pupuk dalam negeri, khususnya sebagai bahan penting dalam sektor pertanian. Dengan adanya dukungan keuangan dari pemerintah, PT Pupuk Indonesia diharapkan dapat menjalankan operasionalnya dengan efektif dan membantu mencukupi kebutuhan pupuk di Indonesia.

Namun, terakumulasi utang sebesar Rp17 Triliun juga dapat menimbulkan masalah keuangan bagi PT Pupuk Indonesia. Bakir mengungkapkan bahwa perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah keuangan, seperti meningkatkan efisiensi operasional dan memperoleh sumber pendapatan tambahan dari bisnis non-pupuk.

Selain itu, Pupuk Indonesia juga berharap dapat memperoleh bantuan keuangan dari pemerintah untuk membayar utang yang terakumulasi. Bakir menambahkan bahwa perusahaan juga terus menjalin kerja sama dengan bank-bank dan lembaga keuangan lainnya untuk memperoleh pembiayaan tambahan.

Meskipun demikian, beberapa pihak menyarankan agar PT Pupuk Indonesia dapat melakukan peningkatan efisiensi operasional secara terus-menerus dan melakukan diversifikasi bisnis untuk memperoleh pendapatan tambahan. Selain itu, pemerintah juga diharapkan dapat memberikan dukungan keuangan yang lebih besar kepada Pupuk Indonesia untuk membantu perusahaan mengatasi masalah keuangan yang dihadapinya.

Secara keseluruhan, utang sebesar Rp17 Triliun yang dimiliki pemerintah kepada Pupuk Indonesia menunjukkan adanya dukungan keuangan yang diberikan oleh pemerintah dalam menjalankan operasional PT Pupuk Indonesia. Namun, perusahaan juga perlu melakukan upaya untuk mengatasi masalah keuangan yang dihadapinya agar dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan membantu mencukupi kebutuhan pupuk di Indonesia.

RUPS Bank Mandiri: Fokus pada Strategi Pengembangan Bisnis dan Pergantian Direksi

Bank Mandiri yang merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada hari Senin (14/3) ini. RUPS dilakukan secara virtual karena pandemi COVID-19. RUPS ini menjadi momen yang sangat penting bagi Bank Mandiri karena terdapat pergantian direksi yang akan dilakukan.

Empat direksi lama akan digantikan oleh empat direksi baru. Empat direksi baru tersebut terdiri dari direktur utama, direktur keuangan, direktur bisnis konsumer, dan direktur bisnis korporasi dan investasi. Pergantian direksi ini dilakukan untuk memperkuat kinerja Bank Mandiri dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional.

Sebagai salah satu bank terbaik di Indonesia, Bank Mandiri telah meraih berbagai penghargaan dan pencapaian di masa lalu. Bank Mandiri berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik kepada nasabah dan masyarakat Indonesia.

Pergantian direksi ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi Bank Mandiri dan menghadirkan inovasi baru dalam dunia perbankan. Bank Mandiri akan terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan dan produk guna memenuhi kebutuhan nasabah dan masyarakat Indonesia.

Sebagai nasabah Bank Mandiri, kita tentu berharap pergantian direksi ini dapat membawa dampak positif bagi bank dan nasabahnya. Mari kita tunggu dan saksikan perubahan yang akan terjadi pada Bank Mandiri.