Tag Archives: DPMPTSP

Realisasi Investasi di Karawang Lampaui Target, Capai Rp48,6 Triliun!

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Karawang melaporkan bahwa realisasi investasi Karawang hingga triwulan III 2024 mencapai angka Rp48,6 triliun. Jumlah ini melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp42,7 triliun, menunjukkan perkembangan positif dalam iklim investasi Karawang.

Kepala DPMPTSP, Wawan Setiawan menyatakan bahwa capaian realisasi investasi Karawang tersebut menjadi bukti daya tarik Karawang sebagai pusat investasi yang semakin diminati oleh investor, terutama dari luar negeri.

Realisasi investasi terbesar berasal dari penanaman modal asing yang tercatat mencapai Rp42,05 triliun. Sementara itu, penanaman modal dalam negeri menyumbang Rp6,6 triliun. “Capaian ini sangat menggembirakan dan menunjukkan bahwa target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat berhasil terlampaui,” ujar Wawan pada Rabu (30/10).

Peningkatan investasi ini turut memberikan dampak positif pada serapan tenaga kerja lokal. Selama periode Januari hingga September, sebanyak 16.660 orang berhasil terserap dalam berbagai proyek dan usaha yang berkembang di Karawang.

Namun, Wawan mencatat bahwa banyaknya perusahaan padat modal yang masuk ke Karawang mengandalkan teknologi tinggi, sehingga kebutuhan tenaga kerja menjadi lebih terbatas dibandingkan industri yang padat karya.

Pemerintah Kabupaten Karawang berupaya mengimbangi kebutuhan tersebut dengan mendorong kerja sama antara pengusaha besar dan pelaku UMKM. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal serta memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar sehingga realisasi investasi Karawang makin meningkat.

“Kami mendorong perusahaan-perusahaan besar agar bermitra dengan UMKM agar terbentuk lapangan kerja baru yang lebih luas,” jelasnya.

Tingginya realisasi investasi di Karawang ini diperkirakan akan terus berlanjut, mengingat minat investor yang kian meningkat terhadap potensi kawasan tersebut. Pemerintah setempat pun berkomitmen untuk terus menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor dalam dan luar negeri.

Demikian informasi seputar realisasi investasi Karawang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Laporan Realisasi Investasi Jateng Tembus 82,26 Persen pada Triwulan III 2024

Realisasi investasi Jateng (Jawa Tengah) pada triwulan ketiga tahun 2024 mencatatkan capaian yang signifikan. Hingga akhir September, total investasi yang masuk mencapai Rp65,89 triliun, atau 82,26 persen dari target tahun 2024 sebesar Rp80,10 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Sakina Rosellasari menyatakan optimisme bahwa target tersebut akan tercapai dalam waktu dekat.

Sakina menjelaskan, upaya untuk mencapai target realisasi investasi Jateng dilakukan melalui berbagai inisiatif, termasuk penyelenggaraan Central Java Investment Business Forum (CJIBF) 2024 yang digelar di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

Selain itu, promosi aktif dilakukan di berbagai forum internasional, seperti Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) dan kantor dagang Indonesia di Taiwan, yang menarik minat calon investor.

Pada triwulan ketiga 2024 saja, Jateng berhasil meraup investasi sebesar Rp17,94 triliun. Jika digabungkan dengan capaian pada dua triwulan sebelumnya, total investasi sepanjang 2024 telah mencapai Rp65,89 triliun. Dari jumlah tersebut, investasi asing dan dalam negeri menyumbang Rp51,11 triliun, sementara sektor usaha menengah kecil (UMK) berkontribusi sebesar Rp14,78 triliun.

Realisasi investasi Jateng yang signifikan ini berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi, dengan penambahan 48.810 proyek baru dan penyerapan tenaga kerja mencapai 318.195 orang. Sakina berharap, peningkatan investasi ini akan terus berlanjut, membantu menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan dan menekan angka pengangguran serta kemiskinan di provinsi tersebut.

Pemerintah Provinsi Jateng juga memberikan berbagai insentif untuk menarik minat investor. Insentif seperti tax allowance dan tax holiday ditawarkan kepada pemodal yang berinvestasi di kawasan industri.

Selain itu, regulasi terkait kemudahan berinvestasi, seperti Perda 12/2022 dan Pergub terkait insentif, telah diterapkan untuk memudahkan para pelaku usaha dalam mengajukan insentif terkait pajak air permukaan dan kendaraan.

Dengan berbagai langkah ini, Pemprov Jateng berharap dapat mewujudkan realisasi investasi yang lebih tinggi hingga akhir tahun. Demikian informasi seputar realisasi investasi Jateng. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Rendahnya Realisasi Investasi di Bima pada Semester I 2024 Perlu Sorotan Pemerintah

Realisasi investasi di Bima Kabupaten dan Kota pada semester pertama tahun 2024 masih tergolong rendah, menjadi sorotan utama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Berdasarkan data resmi, investasi di Kabupaten Bima baru mencapai Rp57 miliar, sementara di Kota Bima hanya sebesar Rp68 miliar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DPMPTSP Provinsi NTB, Wahyu Hidayat menyatakan bahwa angka ini jauh tertinggal dibandingkan dengan delapan kabupaten/kota lainnya di NTB. “Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan delapan kabupaten/kota lainnya di NTB,” ujar Wahyu, Rabu (7/8).

Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) tercatat sebagai daerah dengan realisasi investasi tertinggi di NTB, mencapai Rp21,94 triliun, terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp19,759 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp2,184 triliun. Di posisi kedua, Kota Mataram mencatatkan investasi sebesar Rp654 miliar, yang terdiri dari PMDN Rp595 miliar dan PMA Rp59 miliar.

Rendahnya realisasi investasi di Bima menjadi perhatian serius DPMPTSP NTB. Wahyu Hidayat mengungkapkan bahwa pihaknya berencana meningkatkan angka tersebut pada semester kedua tahun 2024 dengan menyusun peta potensi yang akan menunjukkan peluang investasi yang bisa dikembangkan di wilayah ini.

“Kami akan berkolaborasi dengan DPMPTSP Kota Bima dan Kabupaten Bima untuk mengidentifikasi potensi yang ada serta peluang yang bisa dikembangkan,” katanya.

Peta potensi ini diharapkan menjadi dasar bagi DPMPTSP dalam menarik minat investor untuk menanamkan modal di Bima. Wahyu menegaskan bahwa Kabupaten Bima dan Kota Bima memiliki potensi besar di berbagai sektor, seperti pariwisata, peternakan, dan pertanian, yang masih belum digarap maksimal.

Dengan adanya peta potensi ini, DPMPTSP berharap dapat meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di Bima, sehingga daerah ini bisa bersaing dengan kabupaten/kota lainnya di NTB. “Kami akan mencari peluang baru untuk dikembangkan sehingga Bima dan Kota Bima dapat bersaing dengan delapan kabupaten/kota lainnya di NTB,” pungkasnya.
Demikian informasi seputar perkembangan investasi di Bima. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Realisasi Investasi di Bandar Lampung Tembus Rp572 Miliar Rupiah pada Triwulan Pertama 2024

Sektor industri makanan menjadi penyumbang terbesar dalam realisasi investasi di Bandar Lampung selama triwulan pertama tahun 2024. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Bandar Lampung, Muhtadi Arsyad Temenggung saat diwawancara di kantornya pada Senin (08/07/2024).

Muhtadi menjelaskan bahwa sektor yang paling dominan dalam menyumbang realisasi investasi di Bandar Lampung adalah industri makanan. “Realisasi investasi terbagi dalam tiga sektor, yaitu Primer, Sekunder, dan Tersier,” ujar Muhtadi.

“Setiap sektor memiliki berbagai subsektor, termasuk tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan pertambangan dalam sektor primer, dengan total realisasi sebesar 1,3 miliar rupiah.”

Lebih lanjut, Muhtadi mengungkapkan bahwa sektor sekunder menjadi penyumbang terbesar dengan total realisasi investasi mencapai 309 miliar rupiah. “Sektor sekunder terdiri atas industri makanan, farmasi dan kimia, karet dan plastik, serta lainnya,” jelasnya.

“Industri makanan menyumbang realisasi terbesar dengan perolehan sebanyak 163 miliar rupiah selama triwulan pertama tahun 2024 di Bandar Lampung.”

Sektor tersier yang terdiri dari perdagangan dan reparasi, hotel dan restoran, transportasi, gudang, dan komunikasi juga menunjukkan angka yang signifikan dengan realisasi investasi sebesar 262 miliar rupiah. “Total capaian realisasi investasi selama triwulan pertama di Bandar Lampung mencapai 572 miliar rupiah dari ketiga sektor tersebut,” tambah Muhtadi.

Muhtadi menegaskan pentingnya masuknya investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Ia juga mengajak masyarakat untuk mendukung para pengusaha yang berinvestasi di Bandar Lampung.

Investasi yang meningkat ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan ekonomi lokal dan kesejahteraan masyarakat. Bandar Lampung kini semakin menunjukkan potensi sebagai tujuan investasi yang menarik bagi para pengusaha dalam dan luar negeri.

Demikian informasi seputar perkembangan investasi di Bandar Lampung. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.