Category Archives: Bisnis

Mengenal Divestasi: Strategi Tersembunyi untuk Kesuksesan Perusahaan dan Perbedaannya dengan Investasi!

Di kalangan para investor, istilah divestasi sering kali menjadi topik yang menarik perhatian. Berbeda dengan investasi yang umumnya dianggap sebagai langkah yang positif, divestasi, yang berasal dari Bahasa Inggris “divestment”, kadang-kadang dianggap sebagai tindakan negatif. Namun, tahukah Anda bahwa divestasi sebenarnya bisa menjadi strategi cerdas bagi perusahaan? Mari kita simak penjelasannya.

Apa Itu Divestasi?

Divestasi merujuk pada proses pembebasan, pelepasan, atau pengurangan modal atau aset suatu perusahaan. Meskipun terkadang dianggap sebagai tindakan merugikan, sebenarnya divestasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi di masa mendatang.

Ketika sebuah perusahaan berkembang, seringkali ia memiliki beragam lini bisnis. Divestasi memungkinkan perusahaan untuk fokus pada bisnis inti yang memiliki potensi imbal hasil yang lebih besar. Dengan cara ini, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi, meningkatkan nilai pemegang saham, bahkan membayar hutang.

Metode Divestasi yang Umum

Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam divestasi:

  1. Metode Direct Selling: Perusahaan menjual aset langsung kepada pihak lain, seperti menjual unit bisnis atau saham.
  2. Metode Spin-Off: Sebuah divisi perusahaan digabungkan ke dalam entitas terpisah tetapi masih terkait dengan perusahaan utama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai efisiensi biaya.
  3. Metode Carve-Out: Sebuah cabang perusahaan dipisahkan dan dibentuk menjadi entitas baru yang mandiri.
  4. Metode Tracking Stocks: Perusahaan menjual saham dari salah satu bisnisnya kepada publik, tetapi tetap mempertahankan mayoritas kepemilikan.

Perbedaan antara Investasi dan Divestasi

Secara harfiah, investasi adalah penanaman modal, sedangkan divestasi adalah penarikan modal. Investasi bertujuan untuk menambah aset, sementara divestasi bertujuan untuk mengurangi aset.

Mengapa Perusahaan Melakukan Divestasi?

Ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih untuk melakukan divestasi:

  1. Normalisasi Aset: Divestasi memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya yang terkait dengan aset tertentu, seperti biaya perawatan dan pajak.
  2. Mengurangi Beban Kerugian: Ketika suatu aset tidak memberikan imbal hasil yang diharapkan atau bahkan mengalami kerugian, divestasi dapat membantu perusahaan mengurangi kerugian tersebut.
  3. Efisiensi Imbal Hasil Jangka Panjang: Divestasi bisa menjadi strategi untuk mencapai target imbal hasil yang lebih tinggi atau mengatasi tantangan finansial.

Meskipun divestasi bisa menjadi langkah yang strategis bagi perusahaan, namun perlu diingat bahwa hal ini juga bisa berdampak pada investor. Investor mungkin perlu mencari instrumen investasi lain ketika perusahaan melakukan divestasi.

Dengan demikian, bagi para investor yang ingin berinvestasi, penting untuk memperhatikan keputusan divestasi perusahaan yang menjadi target investasi. Hal ini dapat mempengaruhi imbal hasil investasi dan strategi investasi jangka panjang.

Dengan berbagai pilihan investasi yang tersedia, seperti yang ditawarkan oleh RHB TradeSmart ID, para investor dapat memilih instrumen investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan investasi mereka. Melalui aplikasi RHB TradeSmart ID, investor dapat melakukan pembelian saham dengan mudah dan nyaman. Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi berbagai peluang investasi yang ada dan mulailah meraih kesuksesan finansial Anda.

Demikian informasi seputar perbedaan divestasi dan investasi. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Optimalkan Potensi Migas: SKK Migas dan PEB Sukses Reaktivasi Lapangan Camar

Industri migas (minyak dan gas bumi) di Indonesia menorehkan babak baru dengan kesuksesan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) PT. Prima Energi Bawean (PEB) dalam mereaktivasi Lapangan Camar di Wilayah Kerja Bawean. Lapangan yang vakum selama tiga tahun ini berhasil menghasilkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan produksi migas nasional.

Menurut Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro, kerjasama antara SKK Migas dan PEB menjadi kunci sukses dalam mereaktivasi Lapangan Camar. Langkah-langkah akselerasi yang dilakukan sejak Pemerintah menugaskan Blok ini pada Desember 2022, termasuk transfer Asset SPM (Single Point Mooring) dari Pertamina, menjadi tonggak penting dalam kesuksesan proyek ini.

“Komitmen kuat dari PEB untuk menjalankan program ini patut diapresiasi. Lapangan Camar kini kembali berproduksi, menjadi kontribusi signifikan bagi industri migas Indonesia,” ungkap Hudi.

Hudi juga menambahkan bahwa SKK Migas terus mendorong PEB untuk aktif mengembangkan program-produk untuk meningkatkan produksi dan melakukan eksplorasi potensi migas di Wilayah Kerja tersebut. Pieters Utomo, CEO Prima Energi, menegaskan bahwa PEB akan terus berkoordinasi dan bersinergi dengan SKK Migas untuk memastikan kesuksesan reaktivasi Lapangan Camar.

“Kami berharap proyek ini akan memberikan kontribusi positif bagi industri migas nasional, serta mendukung ketahanan energi Indonesia,” ujar Pieters.

Sebagai operator 100% Lapangan Camar di Wilayah Kerja Bawean, PEB menegaskan komitmennya untuk menjalankan operasi proyek ini dengan efisiensi tinggi dan memprioritaskan prinsip HSSE (Health, Safety, Security, and Environment). Dengan mendapatkan kontrak PSC Cost Recovery melalui Direct Offer Tender Migas pada Desember 2022, PEB berkomitmen untuk mencapai target produksi dalam satu tahun.

Dengan keberhasilan mereaktivasi Lapangan Camar, SKK Migas dan PEB membuktikan dedikasi mereka dalam memajukan industri migas nasional. Langkah ini tidak hanya menghasilkan peningkatan produksi migas, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekonomi dan ketahanan energi Indonesia.

Demikian informasi seputar perkembangan industri migas Lapangan Camar. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Investor Tiongkok Menguasai Investasi Batu Bara di Kalimantan Selatan

Sektor pertambangan, khususnya batu bara, terus menjadi primadona dalam hal investasi di Provinsi Kalimantan Selatan. Menurut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Kalsel, Endri, investasi tertinggi masih berasal dari sektor pertambangan, yang menunjukkan kekayaan alam batu bara yang melimpah di daerah tersebut.

Endri menjelaskan bahwa investasi dalam sektor pertambangan, baik dari dalam negeri maupun asing, mendominasi masuknya investasi di Provinsi Kalsel. “Karena daerah kita memang kaya akan batu bara,” ujarnya dengan yakin.

Data menunjukkan tren investasi di Provinsi Kalsel terus meningkat dari tahun ke tahun. Realisasi investasi pada triwulan IV tahun 2023 mencapai total Rp6,04 triliun, dengan penanaman modal dalam negeri sebesar Rp5,43 triliun dan penanaman modal asing sebesar Rp604,5 miliar.

Endri juga menyebutkan bahwa Provinsi Kalsel menempati peringkat ke-10 secara nasional untuk penanaman modal dalam negeri dan peringkat ke-24 untuk penanaman modal asing. Investasi tertinggi pada periode tersebut terjadi di Kabupaten Tabalong untuk penanaman modal dalam negeri dan Kabupaten Kotabaru untuk penanaman modal asing, keduanya dalam sektor pertambangan batu bara.

Negara yang paling banyak berinvestasi di Provinsi Kalsel adalah Hong Kong dan Republik Rakyat Tiongkok. Hal ini menunjukkan minat yang tinggi dari investor asing terhadap potensi tambang batu bara di daerah tersebut.

Meskipun target investasi pada tahun 2023 sudah terlampaui dengan realisasi mencapai Rp19 triliun, dari target awal Rp15 triliun, Endri menyatakan bahwa target investasi untuk tahun-tahun mendatang akan terus ditingkatkan. Namun, pihaknya tetap optimis bahwa investasi di Provinsi Kalsel akan terus meningkat seiring dengan potensi besar yang dimiliki oleh sektor pertambangan batu bara di daerah ini.

Perkembangan ini memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Selatan dan menunjukkan bahwa industri tambang batu bara masih menjadi salah satu pilar utama dalam pembangunan ekonomi regional.

Demikian informasi seputar peningkatan investasi batu bara di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Investasi di Pelabuhan Kijing: Tonggak Penting untuk Pertumbuhan Kalimantan Barat

Investasi di Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat semakin menjadi sorotan karena nilai yang masuk sangat besar. General Manager Pelindo II Pontianak, Hambar Wiyadi mengungkapkan bahwa dua perusahaan mitra telah memasuki tahap pembangunan dengan total nilai investasi mencapai Rp4 triliun.

Menurut Hambar Wiyadi, salah satu mitra adalah PT Pacific Bio Industry (PBI), yang menggunakan lahan kawasan pendukung Terminal Kijing untuk mengembangkan bisnis di bidang logistik dan hinterland development. Terminal Kijing dianggap sebagai kawasan logistik terintegrasi yang akan meningkatkan efisiensi rantai pasok produk-produk Kalimantan Barat, serta memperkuat pertumbuhan perdagangan dan perekonomian di wilayah tersebut.

Sementara itu, PT Apical juga turut bergabung dengan investasi di Pelabuhan Kijing. Perusahaan ini dikenal sebagai produsen minyak sawit segar berkualitas tinggi melalui pengolahan Crude Palm Oil (CPO) yang bersertifikat internasional. Dengan kehadiran Apical, kapasitas penampungan dan ekspor CPO di Terminal Kijing diharapkan dapat meningkat signifikan.

Hambar Wiyadi menekankan bahwa Terminal Kijing telah menjadi penghubung utama dalam ekspor CPO ke berbagai negara tujuan. Bahkan, Kalimantan Barat telah menjadi pusat penghubung ekspor untuk daerah-daerah lain seperti Jambi dan Palembang.

Investasi di Pelabuhan Kijing ini menjadi bagian dari upaya memaksimalkan potensi Pelabuhan Kijing sebagai pusat logistik dan perdagangan yang strategis di Kalimantan Barat. Dengan fasilitas yang lengkap dan dukungan infrastruktur yang memadai, Pelabuhan Kijing diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk-produk Kalimantan Barat di pasar global.

Perlu dicatat bahwa investasi di Pelabuhan Kijing ini bukanlah yang pertama kali terjadi di kawasan tersebut. Pada tahun 2019, Pelabuhan Kijing juga menjadi pusat perhatian dengan perjanjian pembelian listrik jangka panjang antara Reliance Power India dan Badan Pengembangan Tenaga Listrik Bangladesh.

Hal ini menandai langkah besar pertama perusahaan India dalam sektor energi Bangladesh, menunjukkan potensi besar Pelabuhan Kijing sebagai pusat investasi dan perdagangan yang berkembang pesat.

Dengan adanya investasi ini, diharapkan akan terjadi dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat serta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Pelabuhan Kijing menjadi bukti nyata bahwa investasi bukan hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga membawa dampak positif bagi seluruh ekosistem perekonomian di wilayah tersebut.

Demikian informasi seputar investasi di Pelabuhan Kijing di Mempawah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.