Tag Archives: CPO

Investasi di Pelabuhan Kijing: Tonggak Penting untuk Pertumbuhan Kalimantan Barat

Investasi di Pelabuhan Kijing di Mempawah, Kalimantan Barat semakin menjadi sorotan karena nilai yang masuk sangat besar. General Manager Pelindo II Pontianak, Hambar Wiyadi mengungkapkan bahwa dua perusahaan mitra telah memasuki tahap pembangunan dengan total nilai investasi mencapai Rp4 triliun.

Menurut Hambar Wiyadi, salah satu mitra adalah PT Pacific Bio Industry (PBI), yang menggunakan lahan kawasan pendukung Terminal Kijing untuk mengembangkan bisnis di bidang logistik dan hinterland development. Terminal Kijing dianggap sebagai kawasan logistik terintegrasi yang akan meningkatkan efisiensi rantai pasok produk-produk Kalimantan Barat, serta memperkuat pertumbuhan perdagangan dan perekonomian di wilayah tersebut.

Sementara itu, PT Apical juga turut bergabung dengan investasi di Pelabuhan Kijing. Perusahaan ini dikenal sebagai produsen minyak sawit segar berkualitas tinggi melalui pengolahan Crude Palm Oil (CPO) yang bersertifikat internasional. Dengan kehadiran Apical, kapasitas penampungan dan ekspor CPO di Terminal Kijing diharapkan dapat meningkat signifikan.

Hambar Wiyadi menekankan bahwa Terminal Kijing telah menjadi penghubung utama dalam ekspor CPO ke berbagai negara tujuan. Bahkan, Kalimantan Barat telah menjadi pusat penghubung ekspor untuk daerah-daerah lain seperti Jambi dan Palembang.

Investasi di Pelabuhan Kijing ini menjadi bagian dari upaya memaksimalkan potensi Pelabuhan Kijing sebagai pusat logistik dan perdagangan yang strategis di Kalimantan Barat. Dengan fasilitas yang lengkap dan dukungan infrastruktur yang memadai, Pelabuhan Kijing diharapkan mampu meningkatkan daya saing produk-produk Kalimantan Barat di pasar global.

Perlu dicatat bahwa investasi di Pelabuhan Kijing ini bukanlah yang pertama kali terjadi di kawasan tersebut. Pada tahun 2019, Pelabuhan Kijing juga menjadi pusat perhatian dengan perjanjian pembelian listrik jangka panjang antara Reliance Power India dan Badan Pengembangan Tenaga Listrik Bangladesh.

Hal ini menandai langkah besar pertama perusahaan India dalam sektor energi Bangladesh, menunjukkan potensi besar Pelabuhan Kijing sebagai pusat investasi dan perdagangan yang berkembang pesat.

Dengan adanya investasi ini, diharapkan akan terjadi dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat serta peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Pelabuhan Kijing menjadi bukti nyata bahwa investasi bukan hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga membawa dampak positif bagi seluruh ekosistem perekonomian di wilayah tersebut.

Demikian informasi seputar investasi di Pelabuhan Kijing di Mempawah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Analisis Harga Batu Bara dan CPO di Awal Tahun 2024: Koreksi dan Stabilitas

Tahun baru 2024 membuka catatan pergerakan harga batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO) yang menarik perhatian. Meskipun batu bara mengalami koreksi, CPO masih menunjukkan kestabilan. Dalam artikel ini, kita akan membahas pergerakan harga kedua komoditas tersebut, serta melihat proyeksi dan faktor-faktor yang memengaruhi pasar.

Harga batu bara, khususnya kontrak Januari 2024 di ICE Newcastle, mengalami koreksi dengan penurunan sebesar -0,83% pada penutupan perdagangan Jumat (29/12). Harga ini turun ke level US$136,95 per metrik ton. Dalam lima hari sebelumnya, kontrak ini melemah total sebesar -3,32%. Sementara kontrak pengiriman Februari 2024 juga mengalami penurunan sebesar -1,62%, mencapai US$133,80 per metrik ton.

China Petrochemical Corp (Sinopec) memproyeksikan konsumsi batu bara akan mencapai puncak pada 2025, mencapai 4,37 miliar metrik ton. Meskipun demikian, total emisi karbon China dari aktivitas energi diperkirakan akan mencapai puncaknya selama periode Rencana Lima Tahun ke-15, mencapai 10,1 miliar metrik ton. Ini menandakan peningkatan dari 10,02 miliar ton di tahun 2023.

Tinjauan akhir tahun dari Kementerian Batu Bara India mencatat lonjakan produksi batu bara menjadi rekor 893,19 juta metrik ton pada tahun fiskal 2022-2023, naik dari 778,21 metrik ton tahun sebelumnya. Pada tahun kalender hingga 20 Desember 2023, India meningkatkan produksi menjadi sekitar 932,92 metrik ton, menunjukkan pertumbuhan sebesar 7,95%. Peningkatan pasokan juga tercatat pada 20 Desember 2023, dengan stok mencapai 918,62 metrik ton, naik dari 860,19 metrik ton pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Harga CPO di bursa derivatif Malaysia pada Februari 2024 mengalami pelemahan sebesar -8 poin, mencapai 3,709. Dalam lima hari sebelumnya, kontrak ini melemah sekitar -0,73%, mulai dari Jumat (22/12) hingga sebelum Libur Natal (25/12).

Dalam awal tahun 2024, harga batu bara mengalami koreksi sementara CPO menunjukkan stabilitas. Faktor seperti proyeksi konsumsi batu bara di China, lonjakan produksi di India, dan perkembangan harga CPO menjadi aspek yang perlu diperhatikan dalam merencanakan strategi investasi di sektor komoditas ini. Tetap up-to-date dengan perkembangan pasar akan menjadi kunci untuk mengambil keputusan yang tepat.

Demikian informasi seputar kabar terbaru dari harga batu bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Analisis Data Ekspor Indonesia oleh BPS: Ekspor Batu Bara dan CPO Anjlok, Ekspor Besi dan Baja Bertahan

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor Indonesia pada Oktober 2023, menunjukkan perubahan signifikan terutama pada ekspor batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja. Bagaimana potensi dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia? Mari kita telaah lebih dalam peristiwa ini.

1. Penurunan Signifikan Ekspor Batu Bara dan CPO

Menurut BPS, nilai ekspor batu bara mencapai US$2,73 miliar atau Rp42,4 triliun pada Oktober 2023. Angka ini mengalami penurunan mencolok sebesar 38,02 persen dibandingkan Oktober tahun lalu yang mencapai US$4,41 miliar atau Rp68,56 triliun. Meskipun demikian, terdapat peningkatan sebesar 24,11 persen jika dibandingkan dengan September 2023 yang mencapai US$2,2 miliar atau Rp34,20 triliun.

Sementara itu, data ekspor Indonesia terbaru juga menunjukkan nilai ekspor CPO pada Oktober 2023 adalah US$1,89 miliar atau Rp29,36 triliun, mengalami penurunan sebesar 33,77 persen dari Oktober tahun sebelumnya yang mencapai US$2,85 miliar atau Rp44,28 triliun. Meski turun secara tahunan, terdapat peningkatan sebesar 2,59 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

2. Pertumbuhan Positif Ekspor Besi dan Baja

Di sisi lain, terdapat pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja. Nilai ekspor komoditas ini mencapai US$2,45 miliar atau Rp38,07 triliun pada Oktober 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 5,76 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai US$2,32 miliar atau Rp36,05 triliun. Jika dibandingkan dengan Oktober 2022, terdapat peningkatan sebesar 6,65 persen.

3. Analisis Volume Ekspor

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa dari data ekspor Indonesia, volume ekspor batu bara pada Oktober 2023 mencapai 36 juta ton, sementara volume ekspor CPO sebesar 2,3 juta ton.

4. Tantangan dan Peluang

Meskipun terjadi penurunan signifikan pada ekspor batu bara dan CPO, pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja memberikan gambaran optimisme. Tantangan yang dihadapi dalam perdagangan global memerlukan strategi yang cerdas dan diversifikasi ekspor untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

5. Outlook Masa Depan

Seiring perubahan dinamika ekspor, penting bagi Indonesia untuk terus mengoptimalkan sumber daya dan merespons perubahan tren pasar global. Upaya diversifikasi dan peningkatan daya saing produk ekspor akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

Dengan melihat peristiwa ini, Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang yang ada dalam dinamika ekspor global.

Demikian informasi seputar data ekspor Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.