Category Archives: Bisnis

Destinasi Investasi di Sumatra Barat: Peluang Emas di Sektor Pariwisata dan Infrastruktur

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Sumatra Barat menegaskan fokus promosi investasi di Sumatra Barat pada tahun 2024, terutama dalam sektor pariwisata. Peluang besar diketahui hadir di Ranah Minang dengan perkembangan pariwisata yang pesat dan munculnya objek wisata terbaru. Fungsional Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Madya DPMPTSP Sumbar, Alrifjon menyatakan bahwa tahun ini akan diadakan Forum Bisnis dan pameran skala nasional untuk memperkenalkan potensi investasi di Sumatra Barat.

Alrifjon mengungkapkan bahwa hingga pekan pertama tahun 2024, belum dapat dipastikan adanya investasi di Sumatra Barat. Namun, ia menyatakan harapannya agar investasi di sektor pariwisata dapat berkembang, terutama dalam pembangunan hotel atau penginapan, serta infrastruktur pendukung pariwisata lainnya. Kabupaten Limapuluh Kota, terutama di Harau, dan Kabupaten Solok menjadi lokasi yang menarik perhatian investor.

Selain sektor pariwisata, Sumbar juga menawarkan potensi investasi di sektor pertanian, perikanan, dan UMKM. Potensi ini tersebar di berbagai kabupaten dan kota di provinsi tersebut. Alrifjon menyoroti UMKM, khususnya industri rendang dan kuliner, yang bisa dikembangkan untuk pasar tidak hanya di Sumbar tetapi juga secara nasional dan internasional.

Alrifjon mengungkapkan bahwa investor terbesar, terutama untuk penanaman modal asing (PMA), berasal dari Singapura untuk investasi di Sumatra Barat. Meskipun data kinerja investasi pada tahun 2023 belum dapat dirilis, namun ia menyatakan bahwa kinerja tersebut dinilai bagus, dan pihaknya tengah menunggu hasil evaluasi dari pemerintah pusat sebelum merilis data resmi.

Sumatra Barat berkomitmen untuk meningkatkan promosi investasi pada tahun 2024, dengan fokus utama pada sektor pariwisata. Diharapkan adanya pertumbuhan investasi di berbagai bidang, termasuk sektor pertanian, perikanan, dan UMKM. Investor, terutama dari Singapura, diharapkan dapat terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Sumbar. Evaluasi kinerja investasi tahun 2023 yang dinilai bagus menjadi landasan untuk optimisme di tahun yang akan datang.

Demikian informasi seputar perkembangan investasi di Sumatra Barat. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8Detik.Com.

Harga Batu Bara Dunia Naik Tipis Akibat Kesulitan Logistik di Afrika Selatan

Harga batu bara global mengalami kenaikan tipis setelah ambruk 6%, terutama dipengaruhi oleh permasalahan logistik yang dihadapi oleh Thungela, perusahaan eksportir batu bara dari Afrika Selatan. Menurut data Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 144,75 per ton pada perdagangan Rabu (13/12/2023), mencatat kenaikan sebesar 0,7%.

Krisis yang dihadapi oleh Thungela bermula sejak 30 Juni, ketika perusahaan ini mengalami kesulitan dalam produksi batu bara akibat krisis kereta api. Thungela, sebagai salah satu perusahaan eksportir terbesar di Afrika Selatan, mengalami kesulitan logistik yang signifikan. Produksi batu bara terpaksa dikurangi, dan sekitar 2,7 juta ton batu bara ditimbun karena sulitnya pengangkutan ke pelabuhan.

Afrika Selatan sebagai salah satu dari lima besar pemasok batu bara global bersama dengan Indonesia, Australia, Rusia, dan Amerika Serikat, menghadapi tantangan serius dalam rantai pasok batu bara. Krisis kereta api, yang disebabkan oleh kurangnya lokomotif, suku cadang, serta pencurian kabel dan vandalisme, telah memaksa perusahaan-perusahaan eksportir mineral curah di Afrika Selatan untuk membatasi produksi mereka.

Harga Batu Bara Bakal Naik atau Turun?

Thungela Resources mengumumkan estimasi penurunan produksi sebesar 7,6% dari operasinya di Afrika Selatan. Dalam pembaruan terbarunya, perusahaan ini memproyeksikan produksi batu bara Afrika Selatan sekitar 12,1 juta ton hingga akhir tahun 2023, menurun satu juta ton dari produksi tahun 2022.

Permasalahan logistik ini tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga secara signifikan memengaruhi pasokan batu bara global. Thungela menimbun hampir seperempat dari penjualan ekspornya, menyebabkan pasokan global semakin terpangkas. Kesulitan dalam pengangkutan juga menciptakan ketidakpastian dalam pasokan dunia, yang dapat berdampak positif pada harga batu bara.

Di sisi lain, pasar Asia, khususnya Jepang dan Korea Selatan, menunjukkan peningkatan permintaan batu bara. Perusahaan utilitas di kedua negara ini cenderung lebih memilih batu bara dibandingkan gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan listrik tambahan selama musim dingin di wilayah utara. Jepang dan Korea Selatan adalah pembeli utama batu bara termal yang terkait dengan Indeks Newcastle, menggunakan batu bara dengan kandungan energi 6.000 kilokalori per kilogram dari Australia sebagai eksportir bahan bakar pembangkit listrik terbesar kedua di dunia.

Dengan kondisi ini, pasar batu bara global dapat terus mengalami fluktuasi harga seiring berlanjutnya krisis logistik di Afrika Selatan dan perubahan pola konsumsi energi di pasar Asia.

Demikian informasi seputar perkembangan harga batu bara di pasar global. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.

Analisis Data Ekspor Indonesia oleh BPS: Ekspor Batu Bara dan CPO Anjlok, Ekspor Besi dan Baja Bertahan

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor Indonesia pada Oktober 2023, menunjukkan perubahan signifikan terutama pada ekspor batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja. Bagaimana potensi dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia? Mari kita telaah lebih dalam peristiwa ini.

1. Penurunan Signifikan Ekspor Batu Bara dan CPO

Menurut BPS, nilai ekspor batu bara mencapai US$2,73 miliar atau Rp42,4 triliun pada Oktober 2023. Angka ini mengalami penurunan mencolok sebesar 38,02 persen dibandingkan Oktober tahun lalu yang mencapai US$4,41 miliar atau Rp68,56 triliun. Meskipun demikian, terdapat peningkatan sebesar 24,11 persen jika dibandingkan dengan September 2023 yang mencapai US$2,2 miliar atau Rp34,20 triliun.

Sementara itu, data ekspor Indonesia terbaru juga menunjukkan nilai ekspor CPO pada Oktober 2023 adalah US$1,89 miliar atau Rp29,36 triliun, mengalami penurunan sebesar 33,77 persen dari Oktober tahun sebelumnya yang mencapai US$2,85 miliar atau Rp44,28 triliun. Meski turun secara tahunan, terdapat peningkatan sebesar 2,59 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

2. Pertumbuhan Positif Ekspor Besi dan Baja

Di sisi lain, terdapat pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja. Nilai ekspor komoditas ini mencapai US$2,45 miliar atau Rp38,07 triliun pada Oktober 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 5,76 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai US$2,32 miliar atau Rp36,05 triliun. Jika dibandingkan dengan Oktober 2022, terdapat peningkatan sebesar 6,65 persen.

3. Analisis Volume Ekspor

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa dari data ekspor Indonesia, volume ekspor batu bara pada Oktober 2023 mencapai 36 juta ton, sementara volume ekspor CPO sebesar 2,3 juta ton.

4. Tantangan dan Peluang

Meskipun terjadi penurunan signifikan pada ekspor batu bara dan CPO, pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja memberikan gambaran optimisme. Tantangan yang dihadapi dalam perdagangan global memerlukan strategi yang cerdas dan diversifikasi ekspor untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

5. Outlook Masa Depan

Seiring perubahan dinamika ekspor, penting bagi Indonesia untuk terus mengoptimalkan sumber daya dan merespons perubahan tren pasar global. Upaya diversifikasi dan peningkatan daya saing produk ekspor akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

Dengan melihat peristiwa ini, Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang yang ada dalam dinamika ekspor global.

Demikian informasi seputar data ekspor Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.

Waduh! Goodyear Tire & Rubber Umumkan PHK 700 Karyawan dan 100 Toko Ritel Ban Dijual

Goodyear Tire & Rubber baru-baru ini mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) yang melibatkan 700 karyawan serta penjualan 100 toko ritel ban di wilayah Asia Pasifik. Langkah ini diambil dalam upaya untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan di Australia dan Selandia Baru. Selain itu, perusahaan berharap langkah ini dapat meningkatkan pendapatan operasional hingga mencapai US$55 juta pada tahun 2025.

Goodyear juga akan menutup 9 lokasi gudang sebagai bagian dari restrukturisasi yang lebih luas. Keputusan Goodyear Tire & Rubber ini telah disetujui dan menjadi bagian dari upaya restrukturisasi yang akan selesai pada akhir 2024. Perusahaan memperkirakan biaya sebelum pajak untuk rencana ini berkisar antara US$55 juta hingga US$65 juta.

Keputusan ini mengikuti pengumuman serupa yang dilakukan perusahaan pada awal bulan ini untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, yang mengakibatkan PHK sebanyak 1.200 karyawan. Goodyear Tire & Rubber telah mengambil langkah-langkah restrukturisasi ini setelah mendapat kritik dari aktivis investor Elliott Investment Management terkait dengan manajemen yang dianggap tidak efisien.

Goodyear, perusahaan ban yang telah berusia 125 tahun, sebelumnya telah dinilai tertinggal dari pesaingnya seperti Michelin dan Bridgestone. Kritik ini mendorong Elliott, yang memiliki 10% saham di perusahaan, untuk mendorong Goodyear Tire & Rubber melakukan peninjauan operasional dan penjualan beberapa tokonya. Laporan keuangan terbaru Goodyear Tire & Rubber menunjukkan kerugian sebesar 73 sen per saham pada kuartal II, dibandingkan dengan laba sebesar 58 sen per saham pada tahun sebelumnya. Langkah-langkah restrukturisasi ini diharapkan dapat membantu perusahaan mengatasi tantangan finansialnya. Dengan mengambil langkah-langkah tegas ini, Goodyear berharap dapat memulihkan posisi dan meningkatkan daya saingnya dalam industri ban yang kompetitif.