Tag Archives: Batu Bara

Harga Batu Bara Dunia Naik Tipis Akibat Kesulitan Logistik di Afrika Selatan

Harga batu bara global mengalami kenaikan tipis setelah ambruk 6%, terutama dipengaruhi oleh permasalahan logistik yang dihadapi oleh Thungela, perusahaan eksportir batu bara dari Afrika Selatan. Menurut data Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 144,75 per ton pada perdagangan Rabu (13/12/2023), mencatat kenaikan sebesar 0,7%.

Krisis yang dihadapi oleh Thungela bermula sejak 30 Juni, ketika perusahaan ini mengalami kesulitan dalam produksi batu bara akibat krisis kereta api. Thungela, sebagai salah satu perusahaan eksportir terbesar di Afrika Selatan, mengalami kesulitan logistik yang signifikan. Produksi batu bara terpaksa dikurangi, dan sekitar 2,7 juta ton batu bara ditimbun karena sulitnya pengangkutan ke pelabuhan.

Afrika Selatan sebagai salah satu dari lima besar pemasok batu bara global bersama dengan Indonesia, Australia, Rusia, dan Amerika Serikat, menghadapi tantangan serius dalam rantai pasok batu bara. Krisis kereta api, yang disebabkan oleh kurangnya lokomotif, suku cadang, serta pencurian kabel dan vandalisme, telah memaksa perusahaan-perusahaan eksportir mineral curah di Afrika Selatan untuk membatasi produksi mereka.

Harga Batu Bara Bakal Naik atau Turun?

Thungela Resources mengumumkan estimasi penurunan produksi sebesar 7,6% dari operasinya di Afrika Selatan. Dalam pembaruan terbarunya, perusahaan ini memproyeksikan produksi batu bara Afrika Selatan sekitar 12,1 juta ton hingga akhir tahun 2023, menurun satu juta ton dari produksi tahun 2022.

Permasalahan logistik ini tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga secara signifikan memengaruhi pasokan batu bara global. Thungela menimbun hampir seperempat dari penjualan ekspornya, menyebabkan pasokan global semakin terpangkas. Kesulitan dalam pengangkutan juga menciptakan ketidakpastian dalam pasokan dunia, yang dapat berdampak positif pada harga batu bara.

Di sisi lain, pasar Asia, khususnya Jepang dan Korea Selatan, menunjukkan peningkatan permintaan batu bara. Perusahaan utilitas di kedua negara ini cenderung lebih memilih batu bara dibandingkan gas alam cair untuk memenuhi kebutuhan listrik tambahan selama musim dingin di wilayah utara. Jepang dan Korea Selatan adalah pembeli utama batu bara termal yang terkait dengan Indeks Newcastle, menggunakan batu bara dengan kandungan energi 6.000 kilokalori per kilogram dari Australia sebagai eksportir bahan bakar pembangkit listrik terbesar kedua di dunia.

Dengan kondisi ini, pasar batu bara global dapat terus mengalami fluktuasi harga seiring berlanjutnya krisis logistik di Afrika Selatan dan perubahan pola konsumsi energi di pasar Asia.

Demikian informasi seputar perkembangan harga batu bara di pasar global. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.

Tolak Eksploitasi Tambang Batu Bara: Suara Kritis dari Masyarakat Prabumulih Menggema

Masyarakat Kota Prabumulih dengan tegas menolak eksploitasi tambang batu bara, menganggapnya sebagai potensi pencemaran dan dampak negatif yang signifikan bagi kehidupan sehari-hari. Hal ini menjadi fokus utama dalam Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan oleh DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Prabumulih dengan tema “Selamatkan Prabumulih dari Eksploitasi Tambang Batu Bara.”

Acara yang berlangsung di Gedung Kesenian Rumah Dinas Walikota Prabumulih dihadiri oleh mahasiswa, pelajar, organisasi kepemudaan, serta narasumber terkemuka seperti Dr. Yuniar Pratiwi, Rektor Universitas Prabumulih, Kejari Prabumulih Roy Riadi, dan Mantan Walikota Prabumulih Ridho Yahya. Turut hadir juga Hesty Widyaningsi dari Kadin Kesehatan Prabumulih pada hari Senin, 4 Desember 2023.

Dalam seminar ini, para peserta diperkenalkan dengan dampak positif dan negatif eksplorasi serta eksploitasi tambang batu bara, serta regulasi pertambangan yang berlaku. Dr. Yuniar Pratiwi, Rektor Universitas Prabumulih, menyatakan bahwa meskipun pertambangan batu bara memiliki dampak positif, sisi negatifnya harus diperhitungkan.

“Iya, memang banyak dampak positif dari pertambangan batu bara, namun jelas sisi negatifnya harus dihitung. Sudah pasti, jika di Kota Prabumulih terjadi pertambangan batu bara, maka pencemaran lingkungan, air, dan udara, serta perubahan bentang alam tidak terelakkan,” ujar Dr. Yuniar Pratiwi.

Dalam konteks ini, Dr. Yuniar Pratiwi mencatat bahwa pembukaan lahan vegetasi seluas 21 hektar yang di dominasi lahan perkebunan dapat mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan, khususnya dalam pengendalian pencemaran udara. Rektor juga menekankan pentingnya transformasi batu bara menjadi produk bersih, seperti Dimethyl Ether (DME), untuk mengurangi dampak lingkungan.

Ketua KNPI Prabumulih, Aden Tamrin menambahkan bahwa penolakan terhadap tambang batu bara di wilayah Kota Prabumulih didasarkan pada luas wilayah yang terbatas dan potensi dampak negatif yang diakibatkannya. Ia mengajak masyarakat dan para pemimpin setempat untuk mempertahankan peraturan daerah yang melarang pertambangan batu bara.

“Kami meminta kepada para pemimpin selanjutnya untuk mempertahankan perda pelarangan pertambangan batu bara ini. Bahkan kami juga memohon kepada Gubernur yang akan datang untuk membuat Pergub terkait ini. Kita juga menghimbau kepada masyarakat agar tidak tertipu dengan iming-iming yang ditawarkan oleh perusahaan tambang maupun oknum yang membekingi,” tegas Aden Tamrin.

Demikian informasi seputar penolakan tambang batu bara di Kota Prabumulih. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.

Analisis Data Ekspor Indonesia oleh BPS: Ekspor Batu Bara dan CPO Anjlok, Ekspor Besi dan Baja Bertahan

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data ekspor Indonesia pada Oktober 2023, menunjukkan perubahan signifikan terutama pada ekspor batu bara, minyak kelapa sawit (CPO), dan pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja. Bagaimana potensi dan dampaknya pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia? Mari kita telaah lebih dalam peristiwa ini.

1. Penurunan Signifikan Ekspor Batu Bara dan CPO

Menurut BPS, nilai ekspor batu bara mencapai US$2,73 miliar atau Rp42,4 triliun pada Oktober 2023. Angka ini mengalami penurunan mencolok sebesar 38,02 persen dibandingkan Oktober tahun lalu yang mencapai US$4,41 miliar atau Rp68,56 triliun. Meskipun demikian, terdapat peningkatan sebesar 24,11 persen jika dibandingkan dengan September 2023 yang mencapai US$2,2 miliar atau Rp34,20 triliun.

Sementara itu, data ekspor Indonesia terbaru juga menunjukkan nilai ekspor CPO pada Oktober 2023 adalah US$1,89 miliar atau Rp29,36 triliun, mengalami penurunan sebesar 33,77 persen dari Oktober tahun sebelumnya yang mencapai US$2,85 miliar atau Rp44,28 triliun. Meski turun secara tahunan, terdapat peningkatan sebesar 2,59 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

2. Pertumbuhan Positif Ekspor Besi dan Baja

Di sisi lain, terdapat pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja. Nilai ekspor komoditas ini mencapai US$2,45 miliar atau Rp38,07 triliun pada Oktober 2023, menunjukkan peningkatan sebesar 5,76 persen dari bulan sebelumnya yang mencapai US$2,32 miliar atau Rp36,05 triliun. Jika dibandingkan dengan Oktober 2022, terdapat peningkatan sebesar 6,65 persen.

3. Analisis Volume Ekspor

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini menjelaskan bahwa dari data ekspor Indonesia, volume ekspor batu bara pada Oktober 2023 mencapai 36 juta ton, sementara volume ekspor CPO sebesar 2,3 juta ton.

4. Tantangan dan Peluang

Meskipun terjadi penurunan signifikan pada ekspor batu bara dan CPO, pertumbuhan positif pada ekspor besi dan baja memberikan gambaran optimisme. Tantangan yang dihadapi dalam perdagangan global memerlukan strategi yang cerdas dan diversifikasi ekspor untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

5. Outlook Masa Depan

Seiring perubahan dinamika ekspor, penting bagi Indonesia untuk terus mengoptimalkan sumber daya dan merespons perubahan tren pasar global. Upaya diversifikasi dan peningkatan daya saing produk ekspor akan menjadi kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan global di masa depan.

Dengan melihat peristiwa ini, Indonesia diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif dan memanfaatkan peluang yang ada dalam dinamika ekspor global.

Demikian informasi seputar data ekspor Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.

Partai Politik Indonesia Didesak untuk Bahas Pensiun Dini PLTU Batu Bara dalam Transisi Energi

Belum ada pembahasan yang substansial mengenai pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap alias PLTU batu bara di Indonesia oleh partai politik. Hal ini merupakan temuan terbaru dari penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Indonesia Cerah dan dipublikasikan pada 13 September. Dalam studi yang diberi judul “Rekam Jejak Partai Politik di Isu Iklim dan Transisi Energi: Analisis atas Temuan Media dan Platform Partai” yang tersedia di situs web Yayasan Indonesia Cerah, diketahui bahwa partai politik belum secara serius membahas penghapusan PLTU batu bara dalam rangka transisi energi.

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari 10 media daring terkemuka selama tiga tahun terakhir. Data tersebut terkait dengan liputan yang dilakukan terhadap partai politik yang berhasil melewati ambang batas dalam Pemilu 2019. Hasilnya menunjukkan bahwa isu mengenai penghentian penggunaan PLTU batu bara secara dini belum mendapatkan perhatian serius dari partai politik di Indonesia. Selain itu, kebijakan terkait ketenagakerjaan dan pertambangan batu bara juga belum menjadi fokus diskusi dalam platform partai politik.

Menurut penulis studi, pembahasan mengenai transisi energi masih terbatas pada aspek teknokratis dan belum memperhatikan aspek keadilan yang penting dalam transisi energi. Di sisi lain, sektor ketenagalistrikan di Indonesia menyumbang sekitar 40 persen dari total emisi karbon, sehingga pengurangan penggunaan PLTU batu bara menjadi salah satu upaya penting untuk mencapai target netralitas karbon pada 2060.

Berdasarkan kajian dari Institute for Essential Services Reform (IESR) bekerja sama dengan University of Maryland (UMD) yang berjudul “Financing Indonesia’s coal phase-out: A just and accelerated retirement pathway to net-zero”, terdapat 12 PLTU batu bara yang dapat dipensiunkan lebih awal antara 2022 hingga 2030. Menurut kajian tersebut, penghentian operasional PLTU batu bara ini mendesak karena secara teknis, ekonomi, dan dampak lingkungan, PLTU tersebut dianggap tidak lagi efisien. Beberapa di antaranya bahkan telah mencapai usia ekonomisnya dan dianggap sebagai sumber polusi yang signifikan. Diperlukan perhatian serius dari pemerintah dan partai politik untuk menangani isu ini secara efektif guna mencapai target netralitas karbon pada waktu yang telah ditetapkan.

Demikian informasi seputar pensiunan PLTU Batu Bara. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di 8detik.com.